Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Sebuah Renungan Tentang "Berbuat Baik"

Hari ini, gua dapet pelajaran hidup lain dari nonton "How I Met Your Mother" di episode yg judulnya "Garbage Island" (S06E17) Semenjak ayahnya meninggal, Marshall Eriksen menemukan dirinya kehilangan arah dan tujuan hidup. Marshall, sedari kecil bercita-cita menjadi seorang environmental lawyer (seorang pakar hukum yg melawan pencemaran lingkungan), namun kerasnya hidupnya membuat ia berbelok arah dan bekerja sebagai pakar hukum di bank, meninggalkan impiannya demi kehidupan yg lebih baik. (Kerja di bank gajinya lebih gede daripada jadi aktivis lingkungan, ya iya lah) Hingga suatu malam, tanpa sengaja ia menonton sebuah film dokumenter tentang "Garbage Island" aka "Pulau Sampah". Pulau sampah adalah sebuah fenomena nyata di mana sampah sampah dari lima Benua terbawa oleh arus dan terkumpul di suatu lokasi di tengah Samudra Pasifik (buat yg pengen tau alesannya kenapa bisa gitu, silakan googling sendiri, berkaitan dengan arus dll) dan membentuk &

Sedikit Intermezzo Mengenai Tampilan Baru Emotional Flutter

Bagaimana pendapat teman-teman pembaca mengenai tampilan baru Emotional Flutter ini? Ada orang yg bilang, nyari template blog yg cocok di hati itu susahnya sama dengan kayak nyari jodoh , dan menurut gua, kata-kata itu bener banget. Beberapa bulan terakhir ini gua sibuk ngotak-ngatik tampilan Emotional Flutter, dan setelah belasan kali bereksperimen di "blog kelinci percobaan" punya gua (ga usah tanya alamatnya, ga akan dikasih tau wkwkwk), akhirnya dua hari yg lalu gua memutuskan untuk mengganti tampilan Emotional Flutter dari yg dominan warna orange kemarin, menjadi dominan warna putih. Dan gua puas sama hasilnya.  Rapi, minimalis, simpel, elegan, dan ga berat.  Memang gua belum beres ngerjain bagian slider di halaman utama dan juga button di menu bar, tapi so far, gua ngerasa sreg banget sama tampilan baru ini. (Tampilan-tampilan lama Emotional Flutter bisa dilihat di sini , untuk perbandingan) Tapi setelah beberapa hari, kekurangan-kekurangan template ini pun mulai terlih

One Step at a Time

Kuliah S2 di China ternyata...tidak semudah yg gua bayangkan. Oke, gua akui, pada awalnya gua memang sedikit menganggap remeh. Ah, Mandarin, ga akan susah susah amat kali. Tapi ternyata gua salah. Kuliahnya ga gitu padat, tapi banyak kegiatan dan kita harus sering mampir ke kelas-kelas "Pengajaran Bahasa Mandarin Bagi Orang Asing" untuk riset dan dengerin para laoshi yg lagi ngajar. Kadang dari pagi sampe sore sibuk terus, terkadang malem juga ada kelas kaligrafi atau praktek ngajar. Meskipun di tengah sering diselingi waktu istirahat 2-3 jam, tapi tetep aja rasanya cape banget. Terus selaen banyak tugas, tiap hari gua juga harus baca buku-buku literatur tebal dalam Bahasa Mandarin mengenai sejarah, kebudayaan, dan juga teori pengajaran Bahasa Mandarin. Oke, sebenernya gua ngerasa kemampuan Mandarin gua ga jelek-jelek amat. Tiap kuliah, dosennya ngomong apa, gua selalu ngerti dan bisa nangkep. Baca buku juga 80% gua bisa baca tanpa masalah. Tapi tau ga masalahnya apa? Bahasa

Guilin, Surganya Osmanthus di Musim Gugur

Musim gugur mungkin adalah musim yg paling indah di Guilin , kota tempat gua tinggal sekarang. Meskipun di sisi musim gugurnya tidak dipenuhi daun daun merah kuning yg berguguran seperti di bagian utara China, tapi ada satu hal special yg hanya bisa ditemukan di Guilin pada musim gugur, apakah itu? Guilin adalah sebuah kota yg terkenal sangat lembab karena terletak pada ketinggian di bawah permukaan laut. Menurut para ilmuwan, pada jaman purbakala dulu, daerah tempat kota Guilin berada ini terendam di dasar laut. Dan itulah alasan mengapa di Guilin ini terdapat banyak bukit-bukit Karst yg menjulang dengan indahnya bak di lukisan-lukisan China kuno. Pada musim dingin, semi, dan panas, Guilin mempunyai tingkat kelembaban dan curah hujan yg sangat tinggi. Nah, musim gugur ini adalah musim yg paling kering di Guilin. Cuaca berkisar antara 16-31 derajat Celcius (mirip kota Bandung), udaranya sejuk diselingi dengan angin yg sepoi-sepoi. Di musim seperti inilah, kota Guilin ini menunjukkan w

Bakpao Goubuli, Bakpao Ter-ENAK di China

Bakpao "Goubuli" (狗不理) adalah salah satu jajanan terkenal di China. Bakpao ini berasal dari kota Tianjin yg terletak di China utara, dekat kota Beijing. Saking terkenalnya bakpao ini, banyak orang yg berkata "Kamu tidak bisa bilang pernah mampir ke Tianjin apabila belum makan Bakpao Goubuli" Darimana kah asal nama "Goubuli" yg ini? Di China, selalu ada kisah unik yg menyertai setiap jenis makanan, begitu pula dengan Bakpao Goubuli ini. Sejarah mencatat, Bakpao Goubuli ini diciptakan oleh seseorang bernama Gao Guiyou pada tahun 1858. Gao adalah seorang anak pedagang bakpao, dan setelah tumbuh dewasa, ia pun meneruskan kios bakpao milik ayahnya. Karena keseriusan dan kegigihannya menekuni usaha bakpao milik ayahnya, bakpao buatan Gao semakin lama semakin terkenal akan ukurannya yg besar, teksturnya yg lembut, dan rasanya yg gurih. Makin hari, makin banyak orang yg membeli bakpao buatan Gao ini, bahkan antreannya pun mencapai ratusan orang. Gao terkenal se

I'm a BIG man with a BIG dream

From every wound there is a scar, and every scar tells a story. A story that says, "I survived." Sejak SD, gua sering dibully. Padahal waktu itu badan gua termasuk tinggi besar di kalangan anak-anak seumuran gua, tapi mungkin karena gua orangnya ga pede, agak pengecut, ga berani ngelawan, jadinya anak-anak baong yg badannya cuma segede kutil pun berani ngisengin gua. Sampai suatu ketika, waktu gua kelas 2 atau 3 SD, gua pergi ke undangan kawinan. Sudah jadi hukum ga tertulis bahwa di yg namanya undangan, orang tua akan sibuk ngobrol dengan orang tua lainnya, sementara anak anak kecil akan berlarian kesana kemari di luar pengawasan para suster atau pembantu karena mereka juga sibuk "ngerumpi" dengan teman-teman satu profesinya. Jaman itu, yg namanya pesta kawinan, pasti dekorasinya melibatkan sebuah huruf raksasa dari es (yg hanya tahan sampai setengah acara, kemudian meleleh menjadi bongkahan bongkahan tidak berbentuk) Saat itu, mungkin karena tampang gua yg culun d