Langsung ke konten utama

Guilin, Surganya Osmanthus di Musim Gugur



Musim gugur mungkin adalah musim yg paling indah di Guilin, kota tempat gua tinggal sekarang. Meskipun di sisi musim gugurnya tidak dipenuhi daun daun merah kuning yg berguguran seperti di bagian utara China, tapi ada satu hal special yg hanya bisa ditemukan di Guilin pada musim gugur, apakah itu?

Guilin adalah sebuah kota yg terkenal sangat lembab karena terletak pada ketinggian di bawah permukaan laut. Menurut para ilmuwan, pada jaman purbakala dulu, daerah tempat kota Guilin berada ini terendam di dasar laut. Dan itulah alasan mengapa di Guilin ini terdapat banyak bukit-bukit Karst yg menjulang dengan indahnya bak di lukisan-lukisan China kuno.





Pada musim dingin, semi, dan panas, Guilin mempunyai tingkat kelembaban dan curah hujan yg sangat tinggi. Nah, musim gugur ini adalah musim yg paling kering di Guilin. Cuaca berkisar antara 16-31 derajat Celcius (mirip kota Bandung), udaranya sejuk diselingi dengan angin yg sepoi-sepoi. Di musim seperti inilah, kota Guilin ini menunjukkan wujud aslinya.

Temen-temen tau ga arti di balik nama "Guilin (桂林)"? Gui (桂) adalah nama Mandarin untuk Bunga Osmanthus fragrans dan Lin (林) artinya adalah Hutan. Jadi Guilin, kalo diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, artinya adalah "Hutan Osmanthus"

Buat temen-temen yg ga tau, bunga Osmanthus itu seperti apa sih?
Bisa lihat gambarnya di bawah ini :






Osmanthus fragrans atau sweet olive adalah suatu jenis bunga berukuran kecil dengan warna kuning kemerahan yg banyak digunakan sebagai bahan masakan maupun herbal medicine di dalam budaya masyarakat China. Bunga yg baunya sangat harum ini hanya mekar selama kurang lebih satu bulan di bulan Oktober, pada saat musim gugur. Seluruh penjuru kota Guilin dipenuhi oleh pohon Osmanthus ini, jadi temen-temen bisa bayangkan gimana rasanya berada di Guilin pada musim gugur? Pergi ke mana pun, jam berapa pun, akan tercium harumnya wangi bunga Osmanthus ini.

Jangan membayangkan bahwa wanginya menyengat kayak wangi Baygon atau minyak wangi ya. Nggak, nggak kayak gitu. Wangi bunga Osmanthus itu sangat lembut dan juga menenangkan, rasanya menyejukkan kayak aroma terapi di spa-spa gitu deh, bener bener bikin badan dan otak jadi rileks.












Gua merasa beruntung banget bisa kuliah S2 di sini. Selain pengajarannya bagus, kotanya indah, makanannya enak, terus setahun sekali bisa ngerasain aroma terapi gratis, hehehe.

Temen-temen, ada yg berminat maen ke sini? =)



Sekedar Info
Di Nanning (provinsi Guangxi, Tiongkok) lagi ada universitas yang ngasih promo harga khusus untuk orang Indonesia lho. Universitasnya juga lumayan terkenal, ranking 70 dari 2500 universitas di seluruh China. Kalo ada yang tertarik untuk kuliah S1/S2/S3 atau belajar Bahasa Mandarin ke China, bisa kontak gua di keppi_kun@yahoo.com atau +8618269000643 (Whatsapp)

Pendaftaran ditutup tanggal 1 July 2017. Kuota terbatas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Kuliner Khas Tiongkok Yang Wajib Kamu Coba

Kalo denger kata "Chinese Food" , makanan apa sih yang terlintas di otak kalian? Pasti ga jauh-jauh dari Cap Cay, Dim Sum, Bubur Pitan, Ayam Kuluyuk, Nasi Campur, atau Ambokue. Iya kan? Dari kecil gua hobi banget makan Chinese Food, maklum, dari kecil lidah gua memang udah dimanjakan oleh masakan-masakan ala Chinese super enak buatan kakek-nenek dari keluarga bokap dan nyokap. Makanya, waktu gua berangkat kuliah S2 ke China tahun 2012 silam, soal makanan adalah hal yang paling tidak gua khawatirkan. Ah, toh gua keturunan Tionghoa ini, tiap hari harus makan Chinese Food pun gak masalah. Siapa takut? Tapi ternyata gua salah. Ternyata Chinese Food di daratan China BERBEDA JAUH dengan Chinese Food di Indonesia. Seriusan, terlepas dari perbedaan jenis daging yang dipakai (di sini kebanyakan memang pake daging babi), gua menemukan bahwa di China ini jarang banget ada masakan Chinese seperti yang biasa kita temukan di Indonesia. Jangankan Dim Sum, masakan rumah kayak Cap Cay, Ayam

Kopdar Manis Bareng Safira Nys

Minggu lalu, waktu reunian sama temen sekampus, pernah ada satu orang yg nanya ke gua "Ven, lu ngeblog teh rasanya udah lama ya?" "Iya, dari tahun 2010, berarti ga kerasa udah 7 tahun nih gua serius ngeblog" "Kok lu bisa tahan sih? Emang apa serunya ngeblog?" Jawaban dari pertanyaan dia itu ga cukup gua jawab pake satu atau dua kalimat saja. Kalo mau dibahas secara mendetail, mungkin bisa dijadiin tesis setebal 100 halaman bolak balik dan berisi 60.000 kata. Ngeblog itu BANYAK BANGET manfaatnya kalo buat gua. Memang, sampe sekarang gua masih belum bisa punya penghasilan dari ngeblog, tapi ngeblog ngasih gua banyak manfaat yg ga bisa dinilai pake uang. Salah satunya manfaat utama yg mau gua bahas di postingan kali ini adalah...ngeblog ngasih gua kesempatan untuk kenalan dengan banyak orang-orang hebat. Salah satunya adalah...Syifa Safira Shofatunnisa (semoga gua kaga salah nulis namanya) aka Safira Nys , atau biasa gua panggil "Nisa" Gua pertama k

How To Survive in Harbin

Berhubung di post yg sebelumnya banyak yg komen soal ketertarikan mereka untuk pergi ke Harbin dan bagaimana cara survive di sana, makanya di post kali ini, sebelum gua lanjutin cerita tentang petualangan gua di Harbin, gua mau cerita dulu tentang bagaimana persiapan gua untuk pergi ke Harbin dan hal2 apa saja yg harus diperhatikan di saat kita akan pergi ke tempat yg temperaturenya jauh di bawah nol seperti Harbin. Semoga tips2 ini berguna bagi temen2 yg berminat untuk pergi ke Harbin, Kutub Utara, Siberia, atau tempat2 super dingin lainnya di dunia, hehehe. Kapan waktu yg baik untuk pergi ke Harbin? Ice and Snow Festival di Harbin tiap tahunnya dimulai pada awal bulan Januari dan berlangsung selama sekitar satu bulan, dan pada umumnya berakhir sebelum Spring Festival / Chinese New Year yg jatuh sekitar awal bulan Februari. Jadi, bulan Januari, adalah saat yg paling tepat untuk pergi ke sana. Tapi inget, bulan Januari adalah bulan PALING DINGIN di Russia dan China Utara. Banyak orang