Langsung ke konten utama

I'm a BIG man with a BIG dream



From every wound there is a scar, and every scar tells a story. A story that says, "I survived."

Sejak SD, gua sering dibully. Padahal waktu itu badan gua termasuk tinggi besar di kalangan anak-anak seumuran gua, tapi mungkin karena gua orangnya ga pede, agak pengecut, ga berani ngelawan, jadinya anak-anak baong yg badannya cuma segede kutil pun berani ngisengin gua.

Sampai suatu ketika, waktu gua kelas 2 atau 3 SD, gua pergi ke undangan kawinan. Sudah jadi hukum ga tertulis bahwa di yg namanya undangan, orang tua akan sibuk ngobrol dengan orang tua lainnya, sementara anak anak kecil akan berlarian kesana kemari di luar pengawasan para suster atau pembantu karena mereka juga sibuk "ngerumpi" dengan teman-teman satu profesinya.

Jaman itu, yg namanya pesta kawinan, pasti dekorasinya melibatkan sebuah huruf raksasa dari es (yg hanya tahan sampai setengah acara, kemudian meleleh menjadi bongkahan bongkahan tidak berbentuk) Saat itu, mungkin karena tampang gua yg culun dan gerak-gerik gua yg kikuk, sampai di pesta kawinan pun gua masih dibully sama anak-anak yg tidak gua kenal. Ditambah lagi saat itu pestanya outdoor, jadi tempatnya lumayan luas dan strategis untuk bermain perang-perangan.

Ada satu anak laki-laki gundul yg dengan karisma (dan kekasarannya), berhasil menjadi komandan hari itu. Dia pun kemudian menginstruksikan para anak buahnya untuk melempari gua dengan potongan buah-buahan dan gelas kertas bekas. Gua lari berlindung di bawah meja, bersembunyi di balik taplak. Pada saat itu lah, di bawah meja, kepala gua menghantam sebuah kepala lainnya. Seorang gadis manis pun mengaduh sambil memegangi jidatnya di hadapan gua.

"Aduh sori" kata gua.
"Soti sori tujuh puluh" kata gadis itu judes. "Kamu ngapain di bawah meja?"
"Ngumpet. Kamu?" tanya gua balik.
"Aku juga ngumpet. Liat nih, baju aku kotor dilemparin buah." kata gadis itu, yg kemudian gua taksir, kira-kira umurnya sebaya dengan gua.
Kita pun mengobrol beberapa saat dan kemudian gua pun tau bahwa gadis manis ini bernama Vidya.

Vidya memicingkan mata, melihat gua dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.
"Badan kamu besar gitu, kenapa harus takut sama mereka?" tanya Vidya.
Gua diem, ga bisa jawab. Gua juga ga tau kenapa gua selalu takut menghadapi para anak-anak nakal yg suka ngebully gua. Apakah karena jumlah mereka banyak? Atau...sebenernya gua sendiri ga pede sama badan gua yg besar ini?

Vidya, seolah-olah mengerti isi hati gua, menempelkan kedua tangannya ke pipi gua, memaksa gua untuk menatap dia, face to face.
"Dengerin ya, kamu dikasih badan gede sama Tuhan pasti ada tujuannya. Badan kamu besar, itu tandanya Tuhan ingin kamu melindungi mereka mereka yg lebih kecil dan lebih lemah daripada kamu. Bahu kamu lebar, itu tandanya tenaga kamu kuat dan kamu bisa menanggung beban yg berat. Badan kamu tinggi, itu tandanya kamu ditakdirkan untuk meraih impian yg tinggi..."

Kata kata Vidya terputus saat si Gundul dan anak buahnya menemukan tempat persembunyian kami berdua, dan mulai melempari gua dan Vidya dengan aqua gelas. Gua dan Vidya segera merangkak keluar dari bawah meja, namun tanpa disangka, sebuah aqua gelas tepat mengenai wajah Vidya dan pecah, membuat wajahnya menjadi basah kuyup. Saat itu, entah karena amarah atau kesambit sesuatu, tanpa berpikir panjang gua pun mengambil sebuah bongkahan es batu dari patung es yg sudah meleleh di atas meja dan melemparkannya ke arah si Gundul. BLETAKKK! Bongkahan es itu tepat mengenai dahi si Gundul. Ia pun terjungkal jatuh ke belakang, darah mengucur dari dahinya.

Melihat pemimpinnya jatuh bersimbah darah, anak buah si Gundul yg semuanya masih bau kencur itu pun segera menangis hebat. Gua terbengong bengong sendiri melihat kejadian itu, tapi kemudian Vidya menarik tangan gua dan kita berdua pun berlari, sembunyi di belakang panggung tempat kedua mempelai sedang memotong kue pengantin...

The rest is history. Di saat acara selesai, gua dan Vidya pun memberanikan diri keluar dari belakang panggung untuk mencari orang tua kita. Pada saat itu, si Gundul dan para anak buahnya sudah tidak ada di dalam ruang resepsi. Belakangan gua denger dari orang tua gua bahwa luka si Gundul tidak parah. Darahnya berhenti setelah diobati dan dia pun dibawa pulang lebih awal oleh orang tuanya untuk diobati lebih lanjut. Tidak ada satupun yg menyaksikan kejadian itu, ataupun mengetahui siapa pelaku yg mencederai si Gundul hari itu.

Hari itu pun adalah pertama dan terakhir kalinya gua bertemu dengan Vidya karena setelah itu, gua tidak pernah bertemu dengan dia lagi. Gua denger dari ortu gua katanya sewaktu kerusuhan May 1998, keluarga kedua mempelai yg menikah hari itu pindah ke US. Mungkin Vidya juga ikut bersama mereka. Darimana gua tau kalo Vidya adalah kerabat dari kedua mempelai yg menikah hari itu? Karena satu-satunya kenangan yg tersisa akan Vidya hanyalah sebuah korsase yg Vidya sematkan ke baju gua saat kita berada di belakang panggung...



Setelah hari itu, gua pun tidak langsung berubah drastis menjadi seorang pemberani, tidak. Di sekolah, anak-anak yg ngebully gua makin lama makin banyak dan juga makin heboh. Tapi berkat pengalaman hari itu, gua tau bahwa gua sebenernya kuat dan gua harus menggunakan kemampuan gua itu bukan hanya untuk diri gua sendiri, tapi juga untuk orang lain.

(Buat temen-temen yg udah lama ngikutin Emotional Flutter dan pernah baca cerbung First Love karya gua, pasti tau bahwa pada akhirnya yg bikin gua bangkit dan mampu melawan orang-orang yg membully gua adalah cinta pertama gua ^^ Buat temen-temen yg belum baca, tunggu apa lagi?)

With greater power, comes greater responsibility kata Uncle Ben kepada Peter Parker, sang Spiderman. Itu pula yg gua rasakan. Gua dilahirkan dengan badan yg tinggi, besar, dan kuat tentunya bukan tanpa tujuan. Gua akan jadi seseorang yg kuat, tahan banting, dan tidak pernah menyerah meski dihadang kesulitan seberat apapun. Gua harus berani bermimpi, mempunyai cita-cita setinggi langit, dan yg akan gua capai dengan kemampuan gua sendiri, satu demi satu. And last but not least, tentunya semua yg gua lakukan dalam hidup ini selayaknya bukan hanya demi keuntungan gua pribadi, tapi juga demi memberikan perubahan positif dalam hidup orang-orang di sekeliling gua.

Being different doesn't mean that you are not good enough. Jangan pernah berpikir bahwa karena kamu berbeda, lantas kamu tidak cukup baik atau layak untuk berbahagia. Setiap orang punya jalan dan caranya sendiri untuk mencapai kebahagiaan, dan kepercayaan itulah yg harus kamu temukan di dalam hidup ini.

Dan atas dasar itulah, blog ini gua buat. Blog personal ini adalah saksi, bahan refleksi, sekaligus jurnal perjalanan pribadi gua di dalam mewujudkan semua impian tersebut =)

Postingan ini dibuat sebagai syarat penerimaan anggota Grup Blogger Personal : Blogger Energy

Photobucket

PS : Yg mau tau, seberapa besarnya mimpi gua? Silakan baca 100 Bucket List ini =)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Kuliner Khas Tiongkok Yang Wajib Kamu Coba

Kalo denger kata "Chinese Food" , makanan apa sih yang terlintas di otak kalian? Pasti ga jauh-jauh dari Cap Cay, Dim Sum, Bubur Pitan, Ayam Kuluyuk, Nasi Campur, atau Ambokue. Iya kan? Dari kecil gua hobi banget makan Chinese Food, maklum, dari kecil lidah gua memang udah dimanjakan oleh masakan-masakan ala Chinese super enak buatan kakek-nenek dari keluarga bokap dan nyokap. Makanya, waktu gua berangkat kuliah S2 ke China tahun 2012 silam, soal makanan adalah hal yang paling tidak gua khawatirkan. Ah, toh gua keturunan Tionghoa ini, tiap hari harus makan Chinese Food pun gak masalah. Siapa takut? Tapi ternyata gua salah. Ternyata Chinese Food di daratan China BERBEDA JAUH dengan Chinese Food di Indonesia. Seriusan, terlepas dari perbedaan jenis daging yang dipakai (di sini kebanyakan memang pake daging babi), gua menemukan bahwa di China ini jarang banget ada masakan Chinese seperti yang biasa kita temukan di Indonesia. Jangankan Dim Sum, masakan rumah kayak Cap Cay, Ayam

Kopdar Manis Bareng Safira Nys

Minggu lalu, waktu reunian sama temen sekampus, pernah ada satu orang yg nanya ke gua "Ven, lu ngeblog teh rasanya udah lama ya?" "Iya, dari tahun 2010, berarti ga kerasa udah 7 tahun nih gua serius ngeblog" "Kok lu bisa tahan sih? Emang apa serunya ngeblog?" Jawaban dari pertanyaan dia itu ga cukup gua jawab pake satu atau dua kalimat saja. Kalo mau dibahas secara mendetail, mungkin bisa dijadiin tesis setebal 100 halaman bolak balik dan berisi 60.000 kata. Ngeblog itu BANYAK BANGET manfaatnya kalo buat gua. Memang, sampe sekarang gua masih belum bisa punya penghasilan dari ngeblog, tapi ngeblog ngasih gua banyak manfaat yg ga bisa dinilai pake uang. Salah satunya manfaat utama yg mau gua bahas di postingan kali ini adalah...ngeblog ngasih gua kesempatan untuk kenalan dengan banyak orang-orang hebat. Salah satunya adalah...Syifa Safira Shofatunnisa (semoga gua kaga salah nulis namanya) aka Safira Nys , atau biasa gua panggil "Nisa" Gua pertama k

How To Survive in Harbin

Berhubung di post yg sebelumnya banyak yg komen soal ketertarikan mereka untuk pergi ke Harbin dan bagaimana cara survive di sana, makanya di post kali ini, sebelum gua lanjutin cerita tentang petualangan gua di Harbin, gua mau cerita dulu tentang bagaimana persiapan gua untuk pergi ke Harbin dan hal2 apa saja yg harus diperhatikan di saat kita akan pergi ke tempat yg temperaturenya jauh di bawah nol seperti Harbin. Semoga tips2 ini berguna bagi temen2 yg berminat untuk pergi ke Harbin, Kutub Utara, Siberia, atau tempat2 super dingin lainnya di dunia, hehehe. Kapan waktu yg baik untuk pergi ke Harbin? Ice and Snow Festival di Harbin tiap tahunnya dimulai pada awal bulan Januari dan berlangsung selama sekitar satu bulan, dan pada umumnya berakhir sebelum Spring Festival / Chinese New Year yg jatuh sekitar awal bulan Februari. Jadi, bulan Januari, adalah saat yg paling tepat untuk pergi ke sana. Tapi inget, bulan Januari adalah bulan PALING DINGIN di Russia dan China Utara. Banyak orang