Langsung ke konten utama

Kalo Gua Jadi Presiden...

Gua dan cawapres gua...sama2 ganteng kan?

Hari ini gua liat sebuah pertanyaan menarik di grup blogger Kancut Keblenger, dan waktu lagi ngejawab...eh ternyata gua keterusan ngejawabnya sampe jawaban gua panjaaaaaang banget. Akhirnya gua pikir, ya udah, mending gua jadiin sebuah postingan di blog aja ya, biar temen2 pembaca juga bisa tahu isi hati gua.

Screenshot, pertanyaan yg jadi inspirasi gua untuk postingan ini...

Bagaimana keadaan Indonesia saat ini?
Menurut gua, Indonesia saat ini ibarat seorang jutawan kaya raya yg punya segala hal yg dia inginkan di dunia tapi tidak dapat menikmatinya akibat ia mengidap sakit kanker stadium 4 yg ga ada obatnya karena kankernya udah menggerogoti segala sektor... Ironis banget, lebih ironis daripada cerita absurdnya sinetron Korea...

Apakah suatu hari nanti Indonesia bisa jadi lebih baik? Jadi pelopor, pembaharu, mercusuar dunia yg dihormati dan disegani oleh segala bangsa di dunia?
Pengen jawab iya tapi kalo liat kenyataannya...agak tidak mungkin...
Kecuali ada keajaiban terus muncul pemimpin yg super duper sakti yg bisa bikin rakyatnya nurut sama dia sehingga program2 yg ia buat didukung oleh rakyatnya

Setahun terakhir gua di hidup di China, mungkin inilah salah satu faktor utama yg membedakan Indonesia dan China. Di China, pemerintah dicintai oleh rakyatnya. Rakyat bangga, dan mendukung segala keputusan pemimpinnya. Jadi, meskipun tentu ada aja beberapa pihak yg ga puas, tapi programnya tetap terlaksana dan hasilnya dapat dinikmati secara nyata oleh rakyatnya. Setidaknya, ada program, ada hasil.

Nah, di Indonesia? Rakyat kerjaannya terus menerus mengeluh, menghujat pemerintahnya, segala macam kelakuan pemerintah dikritik. Boro2 bangga, yg gua liat yg namanya pejabat tuh sebagian besar udah identik kayak sampah masyarakat di mata rakyatnya sendiri. Tapi ya, bukan tanpa alasan kok karena memang gua sendiri kadang ga habis pikir melihat kelakuan para pemimpin kita. Kok bisa ya orang2 kayak gitu jadi pemimpin? Kalo mereka yg notabene otaknya minus aja bisa jadi pejabat, tentunya gua yg sedikit lebih waras dari mereka mestinya bisa donk jadi pejabat?

Tapi jadi pemimpin di Indonesia juga bukannya gampang. Karena ga ada dukungan dari rakyatnya, pemerintah mau ngapa-ngapain juga ga bisa. Seringkali gua denger di saat presiden bikin proposal program ini-itu, beliau selalu mendapatkan pertentangan dari pihak oposisi di DPR. Cuma melihat persaingan politik di negara kita yg kotor, kadang gua berpikir...jangan2 yg menentang itu bukan karena proposalnya tidak bisa dilaksanakan, melainkan karena kepentingan golongan. Kalo presiden dari kubu A gagal, tentunya di Pemilu berikutnya kubu B akan mendapatkan keuntungan. Kurang lebih beginilah dunia politik di negara kita...penuh dengan egoisme dan keserakahan.

Jadi boro2 bisa jadi mercusuar dunia, mau bangun mercusuar di negara sendiri aja belom tentu proposalnya disetujui oleh rakyatnya toh?




Apa yg salah dari Indonesia?
Banyak banget, sampe kalo mau dijabarin bisa jadi novel Trilogi...dan gua juga ga yakin temen2 pembaca niat baca sampe habis. Tapi, sebagai bahan perbandingan, gua akan coba pilih beberapa kesalahan yg kedengerannya simpel, tapi efeknya fatal...setidaknya menurut gua demikian...

Satu, agama jadi alat politik. Jadinya, agama di Indonesia bukan bikin orang tambah pinter tapi tambah bodoh. Bukan bikin orang tambah beradab, tapi tambah biadab.

Temen2 pernah denger soal "Agama Sipil" di Amerika Serikat ga? Jadi intinya, di Amerika, mereka punya peraturan bahwa agama adalah masalah pribadi yg ga boleh dibawa2 ke dalam bidang kehidupan lainnya, apalagi ke dalam politik. Jadi, meskipun rakyatnya punya aneka ragam agama dan kepercayaan seperti di Indonesia, dalam hal2 yg berhubungan dengan pemerintah, yg berlaku adalah Agama Sipil tersebut.

Saat seorang presiden dilantik misalnya, apapun agamanya, apapun kepercayaannya, dia akan mengucap sumpah hanya kepada "God", bukan "Yesus", bukan "Allah", bukan "Buddha", just "God", tanpa nama atau referensi ke agama mana pun. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya perselisihan antar umat beragama di kancah politik seperti yg terjadi di Indonesia saat ini. Contohnya di Pilkada Gubernur Jakarta terakhir misalnya, banyak beredar laporan bahwa terjadi kampanye gelap menentang Jokowi-Ahok yg disebarkan di tempat ibadah oleh para pemuka agama. Benar atau salah, tapi persaingan yg kayak gini tuh ga sehat kalo menurut gua. Politik ya politik, agama ya agama, ga usah dicampur aduk..

Dan tau ga, Founding Fathers kita, Presiden Soekarno dan kawan2nya, sebenarnya sudah mempertimbangkan masalah ini di saat mereka menyusun persiapan kemerdekaan, karena itulah sila pertama Pancasila kita berbunyi : "Ketuhanan Yang Maha Esa", bukan berdasarkan suatu agama atau kepercayaan karena agama seharusnya menjadi hubungan pribadi kita dengan Sang Pencipta, bukan alasan untuk saling membenci, bukan juga alat untuk meraih keuntungan pribadi atau golongan.

This is my simple religion.  There is no need for temples; no need for complicated philosophy.  Our own brain, our own heart is our temple; the philosophy is kindness.  ~Dalai Lama


Kedua, egoisme. Moral SDM nya bobrok, KKN di mana2, semua maunya menang sendiri. Dan sayangnya, kebobrokan ini bukan cuma satu-dua orang, tapi seluruh lapisan masyarakat juga ada. Logikanya gini, kalo di sebuah desa yg isinya semua orang jujur ada satu-dua orang maling, pasti maling2 tersebut tidak leluasa beraksi karena takut ketahuan. Beda halnya kalo di desa itu semuanya maling. Kalo ada suatu kasus mau diusut juga susah karena semuanya juga punya kesalahan, kalo satu ketahuan, nanti yg lain juga ketahuan, makanya mending diem aja ikutin arus. Dan itulah yg terjadi di Indonesia.

Kasus WC umum seharga 2 milyar di gedung DPR yg sempat heboh tahun lalu contohnya, atau kasus hangat yg baru2 ini terjadi di mana DPR bikin RUU santet pake jalan2 ke Eropa segala, ngabisin milyaran. Dalam hal tersebut, yg bikin proposal aja udah gila, menurut gua. Tapi yg lebih gila lagi, kok ada ya yg mengapprove proposal gila seperti itu. Sinting. Yg bikin sinting, yg mengapprove sinting. Pasti pihak yg bikin proposal, maupun yg mengapprove proposal, dua2nya dapet "bagian" dari biaya milyaran tersebut. Semuanya maling.

Karena alesan nomer dua, makanya di nomer ketiga, gua rasa Indonesia ga cocok pake sistem demokrasi. Rakyatnya kalo dikasih kebebasan malah ngelunjak. Pemerintah bagaikan macan ga ada taring akibat ditentang oleh partai oposisi di DPRnya sendiri. Presiden gonta ganti terus, akhirnya programnya ga ada yg terlaksana sampai beres akibat tiap presiden punya kemauannya sendiri. Indonesia butuh pemimpin yg diktator, tegas, bertangan besi, tapi bijaksana dan dicintai rakyatnya, itu menurut gua.



Kalo suatu hari nanti gua jadi Presiden, gua bakal ngapain?

1. Gua bakal hapus agama dari KTP supaya manusia tidak lagi dipandang dari agamanya. Agama urusan pribadi manusia dengan Sang Pencipta. Ajarannya boleh diterapkan di dalam sikap dan perilaku, tapi ga boleh disangkut pautin ke bidang2 kehidupan yg lain.

2. Ga ada partai politik yg boleh kampanye bawa2 agama atau golongan. Jumlahnya juga akan dibatasi dan diregulasi supaya ga kacau kayak sekarang. Orang idiot ga akan bisa masuk DPR dan seenaknya interupsi kerjaan pemerintah padahal kerjaannya cuma jalan2 pake duit rakyat.

3. Anggaran belanja yg ga perlu kayak bangun WC atau gedung yg nilainya milyaran ga akan gua approve, apalagi kalo anggota DPR minta dibeliin iPad sambil ujung2nya cuma dipake maen Solitaire atau nonton video 3gp porno sewaktu rapat. Sebagian besar uang akan dialihkan ke sektor pendidikan, ga boleh lagi ada anak yg buta huruf, minimal semua harus lulus SMA. Kasih beasiswa untuk anak2 di pedalaman yg berbakat tapi ga mampu bayar sekolah. Sekolahin rakyat sampai ke luar negeri supaya pinter. Semua ini investasi jangka panjang supaya suatu hari nanti generasi muda bisa bawa Indonesia ke arah yg lebih baik.

4. Hukum mati semua koruptor, pembunuh, pemerkosa. Ga peduli anak pejabat kek, ga peduli anaknya pedangdut kek, semua sama perlakuannya. Biarin orang mengenang gua sebagai presiden diktator dan biadab, yg penting jadi shock therapy untuk semua orang jahat di luar sana. Jadi laen kali, sebelum orang berbuat jahat, dia bakal mikir dulu.

5. Rakyat ga boleh demo sembarangan kayak sekarang, apalagi sampai menyebabkan kemacetan dan berbuat anarkis. Gua akan bikin biro khusus untuk menampung aspirasi rakyat dan tentunya dengan metode yg terorganisir, bukan teriak2 di jalanan sambil bakar ban kayak sekarang. Kebebasan bukan berarti boleh bertindak kayak binatang.

6. Perlahan2 membatasi dan meregulasi campur tangan pihak asing dalam aneka sektor yg melibatkan kehidupan banyak orang. Gua pengen suatu hari nanti orang asing ga bisa seenaknya ngambilin SDA Indonesia untuk diolah, kemudian dijual kembali ke Indonesia dengan harga mahal. Kita harus bisa berdikari dan mengolah sendiri SDA punya kita. Sulit sih, mengingat utang negara kita terlalu banyak, tapi harga diri juga penting.

7. Pindahin ibukota ke Kalimantan atau Sulawesi. Jakarta udah terlalu padat, Pulau Jawa udah terlalu sumpek, saatnya daerah yg lain dibangun. Biarin kota2 besar di Pulau Jawa jadi kota yg punya otonomi daerah, pemerintah pusat akan fokus membangun daerah lain biar lapangan kerja bertambah dan kemiskinan bisa dikurangi.

8. Perbaiki tata kota di kota2 besar di Indonesia. Memperketat ijin pembangunan mall dan pemukiman di daerah serapan air untuk mengurangi bahaya banjir. Batasi jumlah mall dan pabrik di kota2 besar dan meningkatkan penghijauan. Batasi jumlah kendaraan, semua kendaraan yg umurnya di atas 25 tahun harus masuk gudang, dilarang beroperasi. Sisi2 jalan di kota besar harus ditanami pohon, setiap 10 km atau tiga blok akan dibangun sebuah taman kota dan juga public space yg nyaman dan aman supaya penduduk punya tempat untuk olahraga atau menghirup udara segar.

9. Memajukan pariwisata Indonesia. Indonesia ga kalah dengan China dalam hal keindahan alam, sayangnya pariwisata Indonesia tidak terurus dan dalam hal promosi masih kurang. Gua akan bikin standar nasional, registrasi, dan restorasi semua tempat wisata Indonesia, terus gua promosiin dengan gencar supaya Malaysia juga ga bisa seenaknya menggunakan keindahan Indonesia sebagai alat promosi mereka. Tentunya semua harus didukung dengan peningkatan profesionalitas dan kualitas infrastruktur tempat wisatanya.

10. Mengubah sistem pendidikan di sekolah2 Indonesia menjadi metode pendidikan kreatif. Ga cuma logika atau hafalan diagung2kan, tapi juga kreativitas dan inisiatif. Pengajaran di sekolah ga hanya sekedar bersifat ceramah, tapi juga praktek, studi kasus, dan melibatkan kemajuan teknologi seperti Internet dan juga boardgame. Rakyat ga boleh sekedar punya IQ, tapi juga harus punya EQ.

Semua yg gua tulis di atas gua yakin ga 100% bener dan ga 100% bisa diterapin, I know. Itu hanya pendapat pribadi gua mengenai negara kita, dan tentunya semua itu didasarkan pada observasi dan pengetahuan gua yg terbatas. Maaf kalo ada kata2 yg menyinggung, ga maksud menjelek2an salah satu pihak atau golongan lho.

Sekian kampanye terselubung gua. So, kalo Pemilu tahun 2025 nanti gua mencalonkan diri jadi presiden, adakah yg bakal milih gua? Hehehe...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Kuliner Khas Tiongkok Yang Wajib Kamu Coba

Kalo denger kata "Chinese Food" , makanan apa sih yang terlintas di otak kalian? Pasti ga jauh-jauh dari Cap Cay, Dim Sum, Bubur Pitan, Ayam Kuluyuk, Nasi Campur, atau Ambokue. Iya kan? Dari kecil gua hobi banget makan Chinese Food, maklum, dari kecil lidah gua memang udah dimanjakan oleh masakan-masakan ala Chinese super enak buatan kakek-nenek dari keluarga bokap dan nyokap. Makanya, waktu gua berangkat kuliah S2 ke China tahun 2012 silam, soal makanan adalah hal yang paling tidak gua khawatirkan. Ah, toh gua keturunan Tionghoa ini, tiap hari harus makan Chinese Food pun gak masalah. Siapa takut? Tapi ternyata gua salah. Ternyata Chinese Food di daratan China BERBEDA JAUH dengan Chinese Food di Indonesia. Seriusan, terlepas dari perbedaan jenis daging yang dipakai (di sini kebanyakan memang pake daging babi), gua menemukan bahwa di China ini jarang banget ada masakan Chinese seperti yang biasa kita temukan di Indonesia. Jangankan Dim Sum, masakan rumah kayak Cap Cay, Ayam

Kopdar Manis Bareng Safira Nys

Minggu lalu, waktu reunian sama temen sekampus, pernah ada satu orang yg nanya ke gua "Ven, lu ngeblog teh rasanya udah lama ya?" "Iya, dari tahun 2010, berarti ga kerasa udah 7 tahun nih gua serius ngeblog" "Kok lu bisa tahan sih? Emang apa serunya ngeblog?" Jawaban dari pertanyaan dia itu ga cukup gua jawab pake satu atau dua kalimat saja. Kalo mau dibahas secara mendetail, mungkin bisa dijadiin tesis setebal 100 halaman bolak balik dan berisi 60.000 kata. Ngeblog itu BANYAK BANGET manfaatnya kalo buat gua. Memang, sampe sekarang gua masih belum bisa punya penghasilan dari ngeblog, tapi ngeblog ngasih gua banyak manfaat yg ga bisa dinilai pake uang. Salah satunya manfaat utama yg mau gua bahas di postingan kali ini adalah...ngeblog ngasih gua kesempatan untuk kenalan dengan banyak orang-orang hebat. Salah satunya adalah...Syifa Safira Shofatunnisa (semoga gua kaga salah nulis namanya) aka Safira Nys , atau biasa gua panggil "Nisa" Gua pertama k

How To Survive in Harbin

Berhubung di post yg sebelumnya banyak yg komen soal ketertarikan mereka untuk pergi ke Harbin dan bagaimana cara survive di sana, makanya di post kali ini, sebelum gua lanjutin cerita tentang petualangan gua di Harbin, gua mau cerita dulu tentang bagaimana persiapan gua untuk pergi ke Harbin dan hal2 apa saja yg harus diperhatikan di saat kita akan pergi ke tempat yg temperaturenya jauh di bawah nol seperti Harbin. Semoga tips2 ini berguna bagi temen2 yg berminat untuk pergi ke Harbin, Kutub Utara, Siberia, atau tempat2 super dingin lainnya di dunia, hehehe. Kapan waktu yg baik untuk pergi ke Harbin? Ice and Snow Festival di Harbin tiap tahunnya dimulai pada awal bulan Januari dan berlangsung selama sekitar satu bulan, dan pada umumnya berakhir sebelum Spring Festival / Chinese New Year yg jatuh sekitar awal bulan Februari. Jadi, bulan Januari, adalah saat yg paling tepat untuk pergi ke sana. Tapi inget, bulan Januari adalah bulan PALING DINGIN di Russia dan China Utara. Banyak orang