Langsung ke konten utama

How I Asked Her to Marry Me (Part 1)


"There are two most important days in any love story. The day you meet the girl of your dreams and the day you marry her" ~ How I Met Your Mother

Ada dua momen paling penting dalam kisah cinta setiap pasangan. Hari di mana kau bertemu dengan belahan jiwamu, dan hari di mana kau menikahinya. Itu adalah salah satu kalimat dari serial sitcom How I Met Your Mother yang paling membekas di hati gua. Dan ya, gua setuju banget sama kalimat itu.

Sepanjang hidup gua ini, gua udah mengalami beberapa kisah cinta yang cukup fenomenal (baca aja di postingan-postingan blog terdahulu hehe) Tapi sayangnya, semua kisah itu berakhir dengan perpisahan. Karena itu gua bertekad, kalau suatu hari gua akhirnya menemukan seseorang yang layak dan juga bersedia menjadi partner gua seumur hidup, gua akan melamar dia dengan cara yang super romantis dan tidak terlupakan.

Nah, di postingan bersambung kali ini, gua mau cerita tentang perjalanan gua melamar pacar gua. Kisah ini cukup panjang dan penuh lika-liku, tapi kalo kalian sabar bacanya, gua jamin di akhir cerita nanti, kalian akan tersenyum =)

Selamat membaca




Oktober 2015
Setelah hampir dua tahun pacaran dengan Lily, gua mulai merasa yakin bahwa dia lah orang yang Tuhan kirimkan untuk menjadi partner gua seumur hidup. Buat pembaca gak tahu kisahnya, gua dan Lily bertemu sewaktu gua S2 di China. Kita adalah teman sekelas, sejurusan, dan seangkatan. Lily berasal dari Thailand, dan karena dia kurang lancar Bahasa Inggrisnya, gua berkomunikasi sama dia menggunakan Bahasa Mandarin. Meskipun kita berasal dari dua negara yang berbeda, meskipun kita tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa ibu masing-masing, tapi gua dan dia punya kecocokan yang tinggi di dalam banyak hal.

Bulan Oktober 2015 silam, akhirnya gua berhasil ajak Lily main ke Bandung. Selain ingin memperkenalkan Lily ke keluarga dan sahabat gua, kunjungan dia kali ini adalah sebuah momen penentu di dalam hubungan gua dan dia. Mengapa? Karena tahun depan gua dan dia akan lulus S2. Setelah lulus nanti, apakah kita masih bisa terus bersama? Gak ada yg tau. Mungkin gua dan dia akan dapet kerja di China, mungkin juga kita akan kerja di negara masing-masing. LDR itu berat, gua tau karena gua udah sering ngalamin, dan karena itulah, gua bertekad untuk ngelamar Lily sebelum kita lulus dan berpisah nanti.

Ikutan bikin meme Dilan ah...biar kekinian


Dan sebagai seseorang yang menganut budaya Timur, buat gua restu dari orang tua adalah salah satu hal yang paling penting. Karena itu, gua pengen orang tua gua mengenal Lily lebih dalam dan nantinya gua mau minta restu dari mereka untuk melamar Lily. Btw gua udah pernah ketemu orang tua Lily waktu gua main ke Chiangmai di tahun 2014 silam. Dan setelah itu, gua lumayan sering komunikasi dengan Mama nya Lily. Dan so far, meskipun gua belum minta ijin secara eksplisit, gua ngerasa kalo keluarganya Lily udah ngasih gua lampu hijau. Nah sekarang yang harus gua lakukan adalah bikin orang tua gua suka sama Lily dan minta restu dari mereka.

Lily stay di Bandung hanya selama dua minggu, setelah itu gua dan dia akan berangkat bareng ke China untuk melanjutkan studi. Selama dua minggu itu, gua ajak dia jalan-jalan dan kuliner di Bandung dan Pangandaran. Ada beberapa kali di mana gua biarkan Lily punya momen pribadi bersama Mama dan Papa gua juga. Untungnya mereka berdua juga bisa sedikit Bahasa Mandarin, jadi mereka bisa komunikasi sama Lily tanpa ada kesulitan.

Waktu gua dan Lily ke Tangkuban Perahu


Beberapa hari sebelum berangkat ke China, pada suatu malam, gua datang ke kamar orang tua gua dan minta pendapat mereka soal Lily. Untungnya, mereka semua suka sama Lily. Dan setelah mendapat lampu hijau itu, akhirnya gua mengutarakan niat gua kepada kedua orang tua gua.

"Pa, Ma, saya sudah pacaran sama Lily hampir dua tahun dan saya merasa bahwa dia adalah The One, orang yang Tuhan kirimkan untuk saya. Saya ingin melamar dia. Pa, Ma, apakah kalian merestui saya?"

Orang tua gua awalnya cukup kaget mendengar perkataan gua itu, tapi pada akhirnya mereka menyetujui dan memberikan restu. Singkat cerita, akhirnya Mama gua nemenin gua nyari cincin tanpa sepengetahuan Lily. Dan beberapa hari kemudian, gua berangkat ke China bersama Lily, beserta cincin lamaran di dalam backpack gua.

Restu dari orang tua pacar []
Restu dari orang tua gua []
Cincin lamaran []

Nah sekarang yang jadi masalah adalah...bagaimana cara ngelamarnya?

Sekedar info, Lily adalah seseorang yang sangat hobi nonton. Dan nonton bareng itu adalah kegiatan pacaran favorit kita berdua. Selain nonton film, gua dan dia juga sering nonton film serial, atau video Youtube bareng-bareng. Dari kegiatan nonton bersama inilah, gua mengetahui bahwa Lily sangat suka hal-hal yang berbau romantis. Udah gak keitung ada berapa banyak video proposal romantis dari Youtube yang Lily kasih liat ke gua. Ada yang ngelamar sambil terjun payung, ada yang bikin video selama 365 hari, ada yang beliin cewenya tiket pesawat ke luar negeri, dan lain sebagainya. Jadi menurut perkiraan gua, standar romantis di mata Lily tuh udah cukup tinggi. Kalau mau bikin dia terkejut dan terharu, gua harus cari cara ngelamar yang berbeda atau bahkan lebih kreatif dari video-video yang pernah dia tonton itu.

Dan itu gak gampang.
Nyaris mustahil tepatnya.

Sewaktu S2 di China, gua punya roommate seorang cowo dari Thailand, namanya Yunhua. Hubungan gua dan Yunhua ini cukup baik sehingga kita sering saling curhat-curhatan. Dia sering bantuin gua mikirin ide-ide untuk ngelamar Lily, tapi sayangnya ide-ide dia tuh banyak yang...aneh.

Me and Yunhua

Berikut ini adalah beberapa ide ngelamar dari Yunhua :
1. Ngelamar di lapangan olahraga sambil pull-up
---> ini gua yakin dia dapet idenya dari manga Ichigo 100% yang gua kasih ke dia
2. Ngelamar pake video
---> standar banget
3. Ngelamar pake video, di dalem videonya gua lagi salto dari posisi pull-up ke posisi berlutut
---> sayangnya gua di China belajar bahasa, bukan kungfu, jadinya agak ga mungkin
4. Ngelamar sambil nyanyi lagu Bahasa Thailand
---> terlalu standar
5. Ngelamar sambil pull-up terus nyanyi lagu Bahasa Thailand
---> ini orang kayaknya terobsesi banget sama pull-up, gak tau kenapa

Anyway, setelah puluhan idenya gua tolak, Yunhua mulai frustasi. Tapi di saat frustasi itulah, dia melontarkan sebuah pertanyaan yang pada akhirnya ngasih gua inspirasi

"Selaen nonton, lu sama Lily punya hobi apa lagi sih?"

Gua terdiam dan mikir sebentar, terus gua jawab:

"Traveling"

April 2015, gua dan Lily pernah traveling ke Shangrila, perbatasan Tibet yang tingginya 4000 m di atas permukaan laut

Ya, selama 3 tahun di China, gua dan Lily sudah backpacking ke lebih dari 60 tempat di China. Setiap ada libur beberapa hari, kita berdua pasti langsung cabut ke tempat-tempat eksotis di China. Dan dari situlah, akhirnya gua mendapatkan ide untuk ngelamar Lily.

"Ah...iya. Gua tau. Gua harus ngelamar dia waktu lagi traveling, Yunhua. Di sebuah tempat yang sangat indah dan eksotis, sehingga momen itu menjadi sangat memorable." kata gua kepada Yunhua, setelah mendapat pencerahan.

Yunhua mengangguk-angguk tanda setuju.

"Terus kalian berdua kapan ada rencana traveling lagi? Berikutnya mau pergi ke mana?"

Gua terdiam sebentar sambil ngeliat kalender di atas meja belajar gua.

"Minggu depan. Ke Jiuzhaigou."

Jiuzhaigou aka Lembah Sembilan Warna

(Bersambung ke part 2)

Penasaran sama lanjutannya? Jangan lupa tulis kritik dan komentarnya di bawah sini ya, supaya gua jadi makin semangat nulisnya hehehe. Tongkrongin terus Emotional Flutter!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Kuliner Khas Tiongkok Yang Wajib Kamu Coba

Kalo denger kata "Chinese Food" , makanan apa sih yang terlintas di otak kalian? Pasti ga jauh-jauh dari Cap Cay, Dim Sum, Bubur Pitan, Ayam Kuluyuk, Nasi Campur, atau Ambokue. Iya kan? Dari kecil gua hobi banget makan Chinese Food, maklum, dari kecil lidah gua memang udah dimanjakan oleh masakan-masakan ala Chinese super enak buatan kakek-nenek dari keluarga bokap dan nyokap. Makanya, waktu gua berangkat kuliah S2 ke China tahun 2012 silam, soal makanan adalah hal yang paling tidak gua khawatirkan. Ah, toh gua keturunan Tionghoa ini, tiap hari harus makan Chinese Food pun gak masalah. Siapa takut? Tapi ternyata gua salah. Ternyata Chinese Food di daratan China BERBEDA JAUH dengan Chinese Food di Indonesia. Seriusan, terlepas dari perbedaan jenis daging yang dipakai (di sini kebanyakan memang pake daging babi), gua menemukan bahwa di China ini jarang banget ada masakan Chinese seperti yang biasa kita temukan di Indonesia. Jangankan Dim Sum, masakan rumah kayak Cap Cay, Ayam

Kopdar Manis Bareng Safira Nys

Minggu lalu, waktu reunian sama temen sekampus, pernah ada satu orang yg nanya ke gua "Ven, lu ngeblog teh rasanya udah lama ya?" "Iya, dari tahun 2010, berarti ga kerasa udah 7 tahun nih gua serius ngeblog" "Kok lu bisa tahan sih? Emang apa serunya ngeblog?" Jawaban dari pertanyaan dia itu ga cukup gua jawab pake satu atau dua kalimat saja. Kalo mau dibahas secara mendetail, mungkin bisa dijadiin tesis setebal 100 halaman bolak balik dan berisi 60.000 kata. Ngeblog itu BANYAK BANGET manfaatnya kalo buat gua. Memang, sampe sekarang gua masih belum bisa punya penghasilan dari ngeblog, tapi ngeblog ngasih gua banyak manfaat yg ga bisa dinilai pake uang. Salah satunya manfaat utama yg mau gua bahas di postingan kali ini adalah...ngeblog ngasih gua kesempatan untuk kenalan dengan banyak orang-orang hebat. Salah satunya adalah...Syifa Safira Shofatunnisa (semoga gua kaga salah nulis namanya) aka Safira Nys , atau biasa gua panggil "Nisa" Gua pertama k

How To Survive in Harbin

Berhubung di post yg sebelumnya banyak yg komen soal ketertarikan mereka untuk pergi ke Harbin dan bagaimana cara survive di sana, makanya di post kali ini, sebelum gua lanjutin cerita tentang petualangan gua di Harbin, gua mau cerita dulu tentang bagaimana persiapan gua untuk pergi ke Harbin dan hal2 apa saja yg harus diperhatikan di saat kita akan pergi ke tempat yg temperaturenya jauh di bawah nol seperti Harbin. Semoga tips2 ini berguna bagi temen2 yg berminat untuk pergi ke Harbin, Kutub Utara, Siberia, atau tempat2 super dingin lainnya di dunia, hehehe. Kapan waktu yg baik untuk pergi ke Harbin? Ice and Snow Festival di Harbin tiap tahunnya dimulai pada awal bulan Januari dan berlangsung selama sekitar satu bulan, dan pada umumnya berakhir sebelum Spring Festival / Chinese New Year yg jatuh sekitar awal bulan Februari. Jadi, bulan Januari, adalah saat yg paling tepat untuk pergi ke sana. Tapi inget, bulan Januari adalah bulan PALING DINGIN di Russia dan China Utara. Banyak orang