Langsung ke konten utama

Suka Duka Kepala Tiga

27 Agustus 2007
Gua dan beberapa orang teman sekelas duduk di sebuah rumah makan di dekat gerbang kampus. Saat itu kita baru saja selesai kuliah pelajaran Menggambar, kuliah pertama gua di kampus Maranatha ini. Kebetulan juga, hari itu adalah hari ulang tahun gua yang ke 20. Gua baru kenal mereka hari itu, jadi ya gua ga bilang ke mereka kalo hari ini tuh gua ulang tahun. Hari itu, kita cuma duduk di sana ngobrol-ngobrol.

"Menurut kalian, sepuluh tahun lagi kita udah bakal jadi apa ya?" tanya seorang cewe bernama Lilya.
"Baru aja mulai kuliah, lu udah mikir sepuluh tahun lagi mau jadi apa. Kejauhan, Ya!" kata Arwin, sambil menghembuskan asap rokoknya.
"Yang pasti, gua pasti udah nikah" kata Cynthia, yang sedang sibuk mewarnai kukunya.

"Kalo lu, Ven?" tanya Lilya kepada gua.
"Yah gua sih ga muluk-muluk...umur 30 nanti, minimal gua harus udah mapan. Udah punya usaha sendiri, punya penghasilan yang tetap, udah bisa DP rumah, udah tau hidup ini mau dibawa ke mana, dan yah, kalo memungkinkan, semoga saat itu gua udah siap nikah." jawab gua.
"Iya, kalo gua sih pengennya nanti umur 22-23 lulus kuliah, terus umur 24-25 nikah." kata Lilya.
"Umur 24-25 kemudaan kali, nanti aja 27-28" kata Cynthia.
"Emang ada yang mau sama lu, Ya?" celetuk Arwin, jahil.
"Iya, sedih amat ya kalo umur 30 masih belom nikah? Hahahaha" jawab gua, ikutan ngebully Lilya.
Lilya lempar tissue ke muka gua, dan gua pun bales lempar tissue lain ke mukanya Lilya.



24 Agustus 2017

Tidak terasa, 10 tahun sudah berlalu sejak saat itu. Rumah makan kecil tempat dulu kita ngobrol itu kini sudah disulap menjadi sebuah KFC, dan saat ini, gua duduk sendirian di situ. Sambil ngeberesin berkas-berkas kerjaan, ga sengaja gua menguping percakapan sekelompok mahasiswa baru yang baru pulang ospek yang duduk di seberang meja gua. Mereka kumpul di KFC untuk merayakan ulang tahun salah seorang teman mereka.

"Selamat ulang tahun!!!"
"Cheerrrsss!!!"

Setelah bersulang, mereka lanjut ngobrol-ngobrol, dan salah satu dari mereka, tiba-tiba melontarkan sebuah pertanyaan yang  seperti yang ditanyakan Lilya kepada gua 10 tahun yang lalu.

"Menurut kalian, sepuluh tahun lagi kita udah bakal jadi apa ya?"
"Yang pasti sih gua pasti udah married" jawab seorang cewe.
"Kalo lu?" tanya sang cewe kepada seorang cowo yang duduk di sampingnya.

"Yah, gua sih ga muluk-muluk...umur 30 nanti, minimal udah mapan..."



27 Agustus 2017

Hari ini umur gua resmi berganti dari kepala dua, menjadi kepala tiga. Gile, waktu berlalu dengan sangat cepat. Ga kerasa, sudah tiga dasawarsa gua numpang bernafas dan berak di atas bumi ini.

Gimana sih rasanya menjadi seseorang yang berumur kepala tiga?
Well, umur kepala tiga itu adalah sebuah fase di mana hari ulang tahun sudah bukan merupakan suatu perayaan atau ajang tuker-tukeran kado, melainkan lebih merupakan sebuah momen bagi kita untuk berhenti sejenak, introspeksi, dan merenungi kehidupan kita.

Cieh, dalem banget.
Tapi memang itulah yang terjadi.

Satu hal yang gua pasti adalah...ternyata pada kenyataannya, umur 30 ini sangat berbeda dengan apa yang selama ini selalu gua bayang-bayangkan.

Apa sih bayangan kalian terhadap umur 30? Gua yakin pasti jawaban kalian pada dasarnya ga akan berbeda jauh dengan jawaban gua.

Udah mapan
Udah nikah/siap nikah
Udah tau hidup ini mau dibawa ke mana

Mari kita bahas satu-satu sesuai kenyataan

1. Udah mapan?
Memang sih, sekarang gua kerja di China, punya penghasilan yang berkecukupan setiap bulannya, tapi gua masih JAUH banget dari mapan. Kalo cuma untuk makan dan hidup sehari-hari sih memang lebih dari cukup, tapi kalo untuk memulai sebuah keluarga, masih KURANG banget. Ga usah jauh-jauh deh, buat biayain pesta pernikahan sendiri aja masih belum sanggup. Gimana mau DP rumah, dll?

2. Udah nikah/siap nikah?
Calonnya sih udah ada. Tapi ya itu, belom ada modal buat nikahnya, hahaha. Kata orang, sebelum nikah tuh kita harus siap secara fisik (finansial) dan mental (rohani). Dan ya, untuk saat ini, keadaan gua masih jauh dari kata SIAP

3. Udah tau hidup ini mau dibawa ke mana?
Gua pikir, di umur 30 ini, gua udah bakal jelas akan arah hidup gua. Gua udah tau mau jalanin usaha apa, dan gua udah punya rencana untuk masa depan. Shall I tell you a secret? Setiap gua ngebayangin tentang masa depan, gua cuma bisa lihat bahwa masa depan gua itu blur. Seudah married nanti, gua mau tinggal di mana? Ngejalanin usaha apa? Gua bahkan ga tau apakah profesi yang gua jalani saat ini punya prospek yang baik atau tidak di masa depan. Kalo pun mau berenti kerja dan bisnis, gua juga ga tau mau bisnis apa. Modal yang ada juga terbatas. Percaya ga percaya, ternyata semakin umur lu bertambah, semakin banyak yang lu ketahui, semakin lu akan sadar bahwa sebenernya lu ga ngerti apa-apa tentang hidup ini.

Dan selain tiga poin di atas, masih banyak impian dan target yang belum tercapai selama gua berusia kepala dua. Gua masih belum berhasil nerbitin buku sendiri, gua masih belum mampu memberi kedua orang tua gua kehidupan yang lebih baik, gua masih kalah sukses dibandingin orang-orang di sekeliling gua, dan masih banyak lagi.

Jadi ya memang umur 30 ini jauh berbeda dari apa yang selama ini gua bayangkan



Tadi pagi, setelah sekian lama ga pergi, gua memutuskan untuk pergi ke gereja. Dan di akhir khotbah hari ini, pastor melontarkan sebuah pertanyaan untuk menjadi bahan renungan pribadi

"Siapakah Tuhan bagi kamu?"

Sebuah pertanyaan simpel yang SUSAH banget untuk dijawab

Tapi setelah berpikir sekian lama, malam ini mendadak gua punya jawabannya

Bagi gua, Tuhan itu adalah seorang PENULIS yang hebat

Memang skenario yang Ia tuliskan bagi hidup kita itu tidak selalu sempurna. Banyak konflik dan plot twist yang tidak terduga. Tetapi di balik semua ketidaksempurnaan yang Ia torehkan dalam kisah hidup kita itu, ada indah yang tersirat.

Dan setelah pertanyaan itu gua jawab, sekonyong-konyong rasa galau gua hilang.



Memang umur 30 ini tidak seperti yang selama ini gua bayangkan
Masih banyak impian dan target gua yang belum tercapai

Tapi ya semua itu adalah karena hidup gua belum selesai
Jalan hidup gua masih panjang, cerita gua masih jauh dari tamat

Gua memang gak tahu nanti ke depannya hidup gua bakal jadi kayak gimana, apakah bakal jadi lebih baik, atau malah jadi buruk, tapi gak ada yang bisa gua lakukan untuk mengubah yang belum terjadi

Satu-satunya yang bisa gua lakukan adalah maju selangkah demi selangkah, menyongsong kisah kehidupan ini, selembar demi selembar

Lakukan yang terbaik, dan terus percaya, bahwa Tuhan sudah mempersiapkan akhir yang indah di ujung jalan nanti



Jadi kesimpulannya, kalo boleh ada satu pelajaran hidup yang bisa gua bagikan dari kehidupan gua selama 30 tahun ini adalah...

...ternyata di umur 30 ini, gua punya banyak hal yang bisa gua syukuri.

Gua bersyukur pernah mencintai dan kehilangan. Lewat semua rasa sakit dan air mata yang pernah gua alami, gua belajar untuk lebih mampu berempati terhadap perasaan orang lain, dan juga belajar menghargai waktu yang gua lewati bersama orang-orang terkasih di dalam hidup gua.

Gua bersyukur bisa punya kesempatan untuk melihat dunia luar, bisa menuntut ilmu, dan sekarang meniti karir di seberang lautan. Meskipun perjalanan karir gua masih ga jelas prospeknya, tapi gua suka dan menikmati apa yang gua kerjakan saat ini.

Gua bersyukur masih punya begitu banyak orang-orang yang sayang dan perhatian sama gua. Sahabat dan keluarga di seluruh penjuru dunia, yang selalu menghiasi hidup dan inbox social media gua dengan berbagai warna dan lagu.

Gua bersyukur atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan yang masih ada di kehidupan gua. Mereka lah yang selalu memicu gua untuk berusaha menjadi sosok yang lebih dan lebih baik lagi daripada hari esok.

Dan yang ga kalah penting, gua bersyukur bahwa gua masih mampu merayakan ulang tahun yang ke-30 ini. Semoga umur 30 ini menjadi awal yang baik bagi gua. Semoga gua mampu menjadi seseorang yang lebih baik, dan mampu membawa kebaikan bagi orang-orang di sekeliling gua.



Happy 30th Birthday, dear ME!
Cheeersss!!!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Kuliner Khas Tiongkok Yang Wajib Kamu Coba

Kalo denger kata "Chinese Food" , makanan apa sih yang terlintas di otak kalian? Pasti ga jauh-jauh dari Cap Cay, Dim Sum, Bubur Pitan, Ayam Kuluyuk, Nasi Campur, atau Ambokue. Iya kan? Dari kecil gua hobi banget makan Chinese Food, maklum, dari kecil lidah gua memang udah dimanjakan oleh masakan-masakan ala Chinese super enak buatan kakek-nenek dari keluarga bokap dan nyokap. Makanya, waktu gua berangkat kuliah S2 ke China tahun 2012 silam, soal makanan adalah hal yang paling tidak gua khawatirkan. Ah, toh gua keturunan Tionghoa ini, tiap hari harus makan Chinese Food pun gak masalah. Siapa takut? Tapi ternyata gua salah. Ternyata Chinese Food di daratan China BERBEDA JAUH dengan Chinese Food di Indonesia. Seriusan, terlepas dari perbedaan jenis daging yang dipakai (di sini kebanyakan memang pake daging babi), gua menemukan bahwa di China ini jarang banget ada masakan Chinese seperti yang biasa kita temukan di Indonesia. Jangankan Dim Sum, masakan rumah kayak Cap Cay, Ayam

Kopdar Manis Bareng Safira Nys

Minggu lalu, waktu reunian sama temen sekampus, pernah ada satu orang yg nanya ke gua "Ven, lu ngeblog teh rasanya udah lama ya?" "Iya, dari tahun 2010, berarti ga kerasa udah 7 tahun nih gua serius ngeblog" "Kok lu bisa tahan sih? Emang apa serunya ngeblog?" Jawaban dari pertanyaan dia itu ga cukup gua jawab pake satu atau dua kalimat saja. Kalo mau dibahas secara mendetail, mungkin bisa dijadiin tesis setebal 100 halaman bolak balik dan berisi 60.000 kata. Ngeblog itu BANYAK BANGET manfaatnya kalo buat gua. Memang, sampe sekarang gua masih belum bisa punya penghasilan dari ngeblog, tapi ngeblog ngasih gua banyak manfaat yg ga bisa dinilai pake uang. Salah satunya manfaat utama yg mau gua bahas di postingan kali ini adalah...ngeblog ngasih gua kesempatan untuk kenalan dengan banyak orang-orang hebat. Salah satunya adalah...Syifa Safira Shofatunnisa (semoga gua kaga salah nulis namanya) aka Safira Nys , atau biasa gua panggil "Nisa" Gua pertama k

How To Survive in Harbin

Berhubung di post yg sebelumnya banyak yg komen soal ketertarikan mereka untuk pergi ke Harbin dan bagaimana cara survive di sana, makanya di post kali ini, sebelum gua lanjutin cerita tentang petualangan gua di Harbin, gua mau cerita dulu tentang bagaimana persiapan gua untuk pergi ke Harbin dan hal2 apa saja yg harus diperhatikan di saat kita akan pergi ke tempat yg temperaturenya jauh di bawah nol seperti Harbin. Semoga tips2 ini berguna bagi temen2 yg berminat untuk pergi ke Harbin, Kutub Utara, Siberia, atau tempat2 super dingin lainnya di dunia, hehehe. Kapan waktu yg baik untuk pergi ke Harbin? Ice and Snow Festival di Harbin tiap tahunnya dimulai pada awal bulan Januari dan berlangsung selama sekitar satu bulan, dan pada umumnya berakhir sebelum Spring Festival / Chinese New Year yg jatuh sekitar awal bulan Februari. Jadi, bulan Januari, adalah saat yg paling tepat untuk pergi ke sana. Tapi inget, bulan Januari adalah bulan PALING DINGIN di Russia dan China Utara. Banyak orang