Langsung ke konten utama

Arti Sebuah Nama

my name is Keven
29 tahun yang lalu, saat seorang bayi ganteng lahir ke dunia, orangtuanya memilih untuk menamakan bayi itu "Keven". Dari mana sih asalnya nama "Keven" itu?

Pada tahun 1980an, nama "Kevin" masuk ke dalam top 20 favorit first name untuk anak laki-laki di Inggris. "Kevin" berasal dari bahasa Irish kuno, "Cóemgein" yang artinya handsomely beloved. Sementara nama "Kevin" sendiri pada saat itu sering diasosiasikan kepada Saint Kevin yang kemudian mengandung arti kind, honest, and handsome.

"Keven" adalah "Kevin" dalam bahasa/aksen Belanda. Kata mama gua, waktu gua lahir, nama "Kevin" dan "Stephanie" adalah dua nama yang paling populer untuk bayi. Nah supaya gua ga jadi just another Kevin di dunia, mama gua memilih untuk kasih gua nama "Keven" Memang bukan nama yang lazim di Indonesia, tapi berkat mama gua, sepanjang gua sekolah dari TK sampe kuliah, Im the only Keven around, hahaha. Bangga banget gua.

Gua denger tadinya mama gua mau kasih gua nama Keven Kirby, tapi akhirnya ga jadi dan jadi pake Alberto. Nama tengah gua yaitu "Alberto" juga mengandung arti yang ga kalah keren. "Alberto" berasal dari bahasa latin "Albertus" yang artinya bright, noble, famous. Sementara Kirby akhirnya jadi nama anjing Schnauzer gua yang beberapa tahun yang lalu sempet gua populerkan di blog. Abee tuh nama panggilannya, nama aslinya adalah Kirby.

Sementara nama belakang gua "Yoesup" berasal dari marga keluarga bokap gua "Yoe"
Asalnya nama belakang gua tuh "Yoesuf", pake F, bukan pake P. Tapi dasar, karena petugas yang bikinin gua akte lahir waktu itu adalah orang Sunda, entah gimana ceritanya, nama gua di akte lahir tiba-tiba berubah jadi "Yoesup", pake P. Ya sudahlah, itung-itung tanda bakti gua kepada tanah Sunda yang sudah jadi tempat gua numpang makan dan boker selama 25 tahun, hehehe.

Kenapa Yoe harus dijadikan Yoesuf? Kenapa ga jadi Keven Alberto Yoe aja namanya? Karena waktu jaman Orba dulu, orang Tionghoa dilarang menggunakan nama berbau Tionghoa pada saat mendaftarkan akte lahir. Sementara menurut budaya Tionghoa, anak harus dinamakan sesuai marga sang ayah, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan juga sebagai jati diri sang anak kelak.

Makanya, akhirnya banyak orangtua Tionghoa yang diam-diam mengkonversi nama Mandarin anaknya ke dalam nama Indonesia.

Contoh :
1. Orang Tionghoa yang bermarga Tan suka menggunakan "Margatan" atau "Tanuwijaya" sebagai nama belakang, sementara orang Tionghoa yang bermarga Li suka menggunakan "Rusli" atau "Roesli" sebagai nama belakang.
2. Anak perempuan yang bernama Mandarin "Mei Ling", menggunakan nama Indonesia "Melina", yang bernama Mandarin "Pei Ling" menggunakan nama Indonesia "Paulina"

Kebayang ya, betapa keras perjuangan para orangtua Tionghoa saat itu demi bisa menyisipkan marga keluarga ke dalam nama anaknya?

hello my name is
Orang tua ga sembarangan kasih kita nama lho, karena menurut kepercayaan di Barat dan di Timur, nama mengandung doa, berkat, dan harapan orang tua terhadap anaknya. Dan percaya ga percaya, it's true. Waktu gua playgroup dulu, gua pernah ditonjok satu orang anak dan pas gua disuruh nonjok balik, gua ga mau. Gua ga inget kenapa, tapi mama gua bilang, itu karena nama gua mengandung doa dan harapan dia agar gua jadi seseorang yang ramah, baik hati, dan penuh kasih. Yah didikan orang tua juga berpengaruh sih.

Jadi boleh dibilang melalui post ini gua mau menyatakan ketidaksetujuan gua atas pernyataan Shakespeare "Apalah arti sebuah nama?" Nama tuh banyak artinya lagi. Bayangin aja kalo dulu orang tuanya Shakespeare ngasih dia nama "Semprit", bukan "Shakespeare", mungkin hal itu akan berpengaruh terhadap gaya dia memberi nama tokoh dalam dramanya. Mungkin kita ga akan mengenal Romeo and Juliet tapi malah jadi Rama dan Juleha...hahaha. Atau mungkin dia malah galau karena dibully orang seumur hidup akibat namanya, akhirnya dia jadi gila sebelum sempet nulis karya. Anything can happen right?

Waktu kuliah di China dulu, gua kenal seorang cewe yang namanya Kagumi. Pertama kali gua denger namanya Kagumi, gua pikir dia orang Jepang. Eh ga taunya orang Indonesia! Terus nama lengkapnya tuh Kagumi Parasnya. Edan...UNTUNG CANTIK! Seriusan! Coba kalo jelek mukanya, bisa2 seumur hidup dia menanggung beban. Namanya bukan menjadi berkat, tapi menjadi kutukan!

Ada juga orang yang saking ngefansnya sama suatu hal, lantas ngasih nama anaknya berdasarkan hal tersebut. Gua pernah denger ada anak namanya Google, Nokia, atau Pentium, malah dulu waktu gua lagi kunjungan ke panti asuhan, gua pernah ketemu anak yang namanya Marlboro. Seriusan. Jadi tu anak ditinggalin di pintu panti asuhan sama orang tuanya beserta selembar kertas kumal yang bertulisankan "Tolong titip Marlboro" Wah, itu kalimat ambigu lho sebenarnya!
Pertama, mungkin memang Marlboro itu adalah nama anaknya. Atau kedua, jangan-jangan orang tuanya nitip minta dibeliin Marlboro? Nah lho, bingung kan? Gua cuma berharap ga ada yang tega ngasih nama anaknya "Tori-tori", hahaha...

Nama anak kembar juga ga kalah kontroversialnya. Gua sering liat anak kembar namanya sengaja dibikin berima. Tini-Tono, Niko-Niki, Asri-Usro, Asep-Usop. Nah masalahnya gua pernah ketemu anak kembar namanya Asep dan Usop, Asepnya cowo, Usopnya cewe. Nama lengkapnya Usop Fitrimah bin Mamad kalo ga salah. EDAN, ga kasian tuh??? Yang bener aja, anak cewe, manis kayak gitu dikasih nama Usop? Nama yang sama kayak tokoh di komik One Piece yang hidungnya kayak timun itu? Haduhhhh...

Jadi buat kalian, wahai para calon-calon orang tua, tolong pikirin bener-bener nama anak kalian. Jangan sampe kalian asal-asalan ngasih nama dan nama itu akhirnya jadi beban seumur hidup buat anak kalian. Nama itu ga cuma harus indah, tapi kalian juga harus pikirin efek nama itu terhadap kehidupan sang anak nanti. Gua yakin ga ada satupun anak Indonesia yang bangga dikasih nama Jamban atau Jembut, walaupun kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Zimbabwe artinya adalah Ganteng dan Cantik.

you call me what

Yah, gua akui, memberi nama itu memang bukan suatu hal yang mudah. Gua memang belom punya anak (nikah aja belom), tapi gua udah ngerasain betapa sulitnya mencarikan nama yang tepat untuk orang lain.

Waktu gua mulai ngajar di China November 2016 yang lalu, di ada sekitar 20 anak jurusan Bahasa Indonesia yang nodong gua minta dikasih nama Indonesia. Apa sih susahnya? Tinggal asal aja kasih mereka nama Indonesia super standar ala Budi, Rani, Ani, dll, mungkin temen-temen pembaca berpikir begitu. Tapi sayangnya, gua tuh orangnya perfeksionis. Ngasih nama sapi di game Harvest Moon aja biasanya gua butuh mikir 5-10 menit, lah ini ORANG lho yang minta dikasih nama. Mana mungkin gua kasih nama asal-asalan?

Demi mempermudah gua nyari ide, gua minta foto dan nama Mandarin mereka. Lalu gua ngabisin waktu sekitar 12 jam untuk mengobrak-abrik database nama bayi di Internet. Gua pengen kasih mereka nama yang "Indonesia Banget", kayak Annisa, Rangga, Kirana, dll, makanya gua riset mati-matian.

Akhirnya, setiap anak, gua kasih tiga buah karton berisi tiga nama : dua nama yang punya ciri khas Indonesia dan satu nama yang agak mainstream. Tiga-tiganya tentu punya kesamaan arti atau bunyi dengan nama Mandarin mereka. Andai kata mereka tidak puas dengan ketiga pilihan nama tersebut, mereka boleh tukeran sama karton punya temennya. Dan dua pertemuan kemudian, akhirnya semua murid gua punya nama Indonesia.



Mau tau, nama-nama apa saja yang mereka pilih? Yuk, intip foto di bawah ini :

Coba kalian tebak...
Mana yang namanya pake salah satu dari tiga pilihan yang gua kasih
dan mana yang namanya hasil nyari sendiri?

nanas annisa mario


Gua ceritain sebagian aja ya...
(Kalo penasaran sama sisanya, silahkan tanya lewat kotak komentar di bawah ini)

Primus, penggemar berat film Transformers. Dia request pengen namanya berbunyi mirip Prime/Prima, akhirnya gua kasih dia nama Primus, supaya mirip sama nama aktor pemeran Panji, Manusia Millenium hehehe.

Annisa, nama aslinya Qiao An. Dia milih nama Annisa karena bunyi An di Annisa mirip sama bunyi An di nama Mandarinnya.

Mario, ini nama yang dia pilih sendiri karena dia adalah penggemar beratnya aktor Thailand Mario Maurer, hahaha. Semoga udah tua nanti dia ga cepet botak kayak Mario Teguh hehehe

Dewi, nama Mandarinnya ada huruf 仙 yang artinya bidadari, jadi gua kasih dia nama Indonesia yang artinya sama

Nanas. 
Dari semua nama di atas, mungkin ini nama yang paling unik.
Dan ya, sesuai tebakan kalian, ini nama pilihan dia sendiri.
Dia suka makan Nanas, jadi ya...dia pilih nama Nanas, hehehe

Btw itu yang ada di foto baru sebagian, masih ada beberapa murid lagi yang waktu itu ga ikutan difoto. Nanti kapan-kapan gua ceritain deh di blog ini.

Oke, kali ini segini dulu ya postingannya. Sampai ketemu di postingan berikutnya, hehehe...


Sekedar Info
Di Nanning (provinsi Guangxi, Tiongkok) lagi ada universitas yang ngasih promo harga khusus untuk orang Indonesia lho. Universitasnya juga lumayan terkenal, ranking 70 dari 2500 universitas di seluruh China. Kalo ada yang tertarik untuk kuliah S1/S2/S3 atau belajar Bahasa Mandarin ke China, bisa kontak gua di keppi_kun@yahoo.com atau +8618269000643 (Whatsapp)

Pendaftaran ditutup tanggal 1 July 2017. Kuota terbatas.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Kuliner Khas Tiongkok Yang Wajib Kamu Coba

Kalo denger kata "Chinese Food" , makanan apa sih yang terlintas di otak kalian? Pasti ga jauh-jauh dari Cap Cay, Dim Sum, Bubur Pitan, Ayam Kuluyuk, Nasi Campur, atau Ambokue. Iya kan? Dari kecil gua hobi banget makan Chinese Food, maklum, dari kecil lidah gua memang udah dimanjakan oleh masakan-masakan ala Chinese super enak buatan kakek-nenek dari keluarga bokap dan nyokap. Makanya, waktu gua berangkat kuliah S2 ke China tahun 2012 silam, soal makanan adalah hal yang paling tidak gua khawatirkan. Ah, toh gua keturunan Tionghoa ini, tiap hari harus makan Chinese Food pun gak masalah. Siapa takut? Tapi ternyata gua salah. Ternyata Chinese Food di daratan China BERBEDA JAUH dengan Chinese Food di Indonesia. Seriusan, terlepas dari perbedaan jenis daging yang dipakai (di sini kebanyakan memang pake daging babi), gua menemukan bahwa di China ini jarang banget ada masakan Chinese seperti yang biasa kita temukan di Indonesia. Jangankan Dim Sum, masakan rumah kayak Cap Cay, Ayam

Kopdar Manis Bareng Safira Nys

Minggu lalu, waktu reunian sama temen sekampus, pernah ada satu orang yg nanya ke gua "Ven, lu ngeblog teh rasanya udah lama ya?" "Iya, dari tahun 2010, berarti ga kerasa udah 7 tahun nih gua serius ngeblog" "Kok lu bisa tahan sih? Emang apa serunya ngeblog?" Jawaban dari pertanyaan dia itu ga cukup gua jawab pake satu atau dua kalimat saja. Kalo mau dibahas secara mendetail, mungkin bisa dijadiin tesis setebal 100 halaman bolak balik dan berisi 60.000 kata. Ngeblog itu BANYAK BANGET manfaatnya kalo buat gua. Memang, sampe sekarang gua masih belum bisa punya penghasilan dari ngeblog, tapi ngeblog ngasih gua banyak manfaat yg ga bisa dinilai pake uang. Salah satunya manfaat utama yg mau gua bahas di postingan kali ini adalah...ngeblog ngasih gua kesempatan untuk kenalan dengan banyak orang-orang hebat. Salah satunya adalah...Syifa Safira Shofatunnisa (semoga gua kaga salah nulis namanya) aka Safira Nys , atau biasa gua panggil "Nisa" Gua pertama k

How To Survive in Harbin

Berhubung di post yg sebelumnya banyak yg komen soal ketertarikan mereka untuk pergi ke Harbin dan bagaimana cara survive di sana, makanya di post kali ini, sebelum gua lanjutin cerita tentang petualangan gua di Harbin, gua mau cerita dulu tentang bagaimana persiapan gua untuk pergi ke Harbin dan hal2 apa saja yg harus diperhatikan di saat kita akan pergi ke tempat yg temperaturenya jauh di bawah nol seperti Harbin. Semoga tips2 ini berguna bagi temen2 yg berminat untuk pergi ke Harbin, Kutub Utara, Siberia, atau tempat2 super dingin lainnya di dunia, hehehe. Kapan waktu yg baik untuk pergi ke Harbin? Ice and Snow Festival di Harbin tiap tahunnya dimulai pada awal bulan Januari dan berlangsung selama sekitar satu bulan, dan pada umumnya berakhir sebelum Spring Festival / Chinese New Year yg jatuh sekitar awal bulan Februari. Jadi, bulan Januari, adalah saat yg paling tepat untuk pergi ke sana. Tapi inget, bulan Januari adalah bulan PALING DINGIN di Russia dan China Utara. Banyak orang