Langsung ke konten utama

Why Forgive?


Memaafkan. Suatu hal yang seringkali lebih mudah untuk diucapkan daripada untuk dilakukan.

Ya, seringkali rasa kecewa dan sakit hati yang kita alami, membuat kita menjadi sulit untuk memaafkan orang lain. Bahkan ada kalanya setelah kita "memaafkan" pun, kita masih tidak bisa melupakan kesalahan orang tersebut. Padahal, memaafkan dan melupakan, dalam banyak kasus, adalah sebuah "paket" yang tidak terpisahkan.

Mengapa sih kita harus belajar memaafkan?

Gua termasuk salah seorang traveler yang pada saat traveling tidak suka membawa barang terlalu banyak. Kalo bisa, bawa barang seminimal mungkin, dan semua diusahakan supaya bisa cukup dibawa dengan satu ransel ukuran sedang saja. Gua paling gak suka kalo harus menjinjing barang di saat bepergian, tangan jadi gak bebas rasanya. Bawa koper kecil yang ada rodanya aja kadang udah males, apalagi kalo disuruh bawa koper segede gaban yang saking gedenya, sampe anak tapir pun bisa masuk ke dalemnya? Ribet banget, bikin males.

Nah, rasa benci dan dendam itu ibaratnya sebuah koper besar yang harus kita bawa ke mana-mana. Bayangkan, betapa merepotkannya jika harus terus-menerus menyeretnya di dalam kehidupan sehari-hari? Ke mana pun kita pergi, ke kampus, ke kantor, bahkan saat berlibur sekalipun, koper itu harus terus kita bawa. Apalagi kalo ternyata orang yang kita benci itu jumlahnya banyak? Kopernya tambah berat, tambah banyak, tambah ribet. Dan percaya deh, kamu gak akan bisa berjalan jauh, jika harus terus menyeret beban yang begitu banyak.



Ya, membenci seseorang itu memang merepotkan. Jaman sekolah dulu, gua pernah benci setengah mati sama satu orang. Saking bencinya, setiap ada topik pembicaraan yang berkaitan dengan orang itu, gua bakal langsung bete. Meskipun benci, tapi sebenernya gua juga merasa gak berdaya. Tiap pergi ke sekolah, gua bakal terus ketemu sama orang itu. Dan orang itu juga tetep nyebelin. Rasa benci dan dendam gua tidak mampu merubah keadaan.

Ngeliat gua yang seperti itu, bokap gua pernah nasehatin gua gini : Membenci seseorang itu sebenernya ruginya cuma di diri kita sendiri. Orang yang kita benci itu enak makan, enak tidur, cuma kita sendiri aja yang terus-terusan mikirin dia, terus-terusan bete dan ngerasa ga nyaman karena dia.  

Nasehat bokap itu, bener-bener membuat gua merasa ditampar. Ya, dalam hal ini, membenci seseorang itu rasanya memang mirip seperti CINTA YANG BERTEPUK SEBELAH TANGAN. Melelahkan dan menyakitkan. Dan pada akhirnya, cuma kita doank yang capek sendiri.

Sayangnya, di dunia ini ga ada alat yang bisa membuat orang yang kita benci itu lenyap dari hidup kita. Yang bisa kita lakukan untuk membuat diri kita tidak terus-terusan tersiksa dan terbebani adalah...dengan memaafkan, dan melupakan.

Memaafkan, adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Orangnya udah minta maaf aja kadang kita masih gak bisa maafin, apalagi kalo orangnya tidak minta maaf ke kita, atau kasus lebih parahnya, tidak merasa bersalah sama kita? Wah, boro-boro mau maafin, yang ada rasanya kita pengen gampar mukanya pake kaktus raksasa. Tapi, dalam hidup ini seringkali orang yang paling harus kita maafkan adalah orang yang telah menyakiti kita dan tidak meminta maaf.

Kalo orang yang hubungannya dekat dan baik sama kita, sahabat misalnya, biasanya setelah sadar akan sadar akan kesalahan mereka, mereka akan inisiatif untuk meminta maaf. Dan biasanya kita memaafkan mereka karena kita masih menginginkan mereka di dalam hidup kita.

Tapi percaya deh, pada kenyataannya, orang-orang yang kita benci itu kebanyakan adalah orang-orang yang gak akan pernah minta maaf sama kita. Orang-orang yang bahkan tidak merasa tela menyakiti kita. Orang-orang yang tidak kita inginkan berada di dalam hidup kita.

Nah, kalo mereka minta maaf aja nggak, buat apa kita harus memaafkan mereka?

Well, jawabannya simpel.
Maafkanlah mereka, bukan karena mereka pantas dimaafkan, tapi karena kita pantas mendapatkan kedamaian.

Mungkin bakal banyak teman-teman pembaca yang tidak setuju sama pemikiran gua ini. Tapi ya, di sini gua mau menekankan, bahwa kita memaafkan orang-orang yang telah menyakiti kita itu, bukan demi kebaikan mereka, tapi demi kebaikan diri kita sendiri.

Memaafkan orang yang bersalah kepada kita juga adalah sebuah bentuk penghargaan bagi diri kita sendiri. Memaafkan berarti kita mengakui kelemahan kita, tapi pada saat yang sama, kita juga membebaskan dari dari belenggu benci dan dendam. Pada saat kita memaafkan orang yang bersalah kepada kita, sebenarnya kita juga sedang memaafkan diri kita sendiri.

Memaafkan, tidak akan membuat luka hati kita lenyap begitu saja. Tetapi, memaafkan dapat membuat kita terhindar dari rasa sakit, tekanan batin, dan konflik yang berkepanjangan. Memaafkan, memang tidak dapat mengubah masa lalu, tapi memaafkan dapat membukakan pintu bagi masa depan yang lebih baik.

"To forgive is to set a prisoner free and discover that the prisoner was you." - Louis B. Smedes

Komentar

Postingan populer dari blog ini

6 BEST Places I Have Visited in China

Met a lot of people in China, and when I asked them, where they have been in China, most of the answers are those five cities : "Beijing, Shanghai, Guangzhou, Shenzhen, Hongkong" Well, I've only lived in China for less than two years now and as an ordinary students from an average family, my income is limited to only scholarships and part-time jobs, but I could proudly say that I've traveled to at least 12 provinces in China and about 20 different cities. Some of them are because I participated in activities and programs, some of them are because some relatives or friends invited me to go with them, but most of them...I went there on my own, with one or two traveling companions. There are a lot of wonderful places in China and it's a pity if you don't at least see some of them. Next time you have a chance to be in China, don't waste your money shopping in "Beijing, Shanghai, Guangzhou, Shenzhen, Hongkong". Instead, take out your map, buy train ti...

Panduan Wisata Kuliner di Guilin

“桂林山水甲天下”  (Guìlín shānshuǐ jiǎ tiānxià) "Pemandangan Guilin adalah yang terindah di kaki langit” Temen-temen pembaca Emotional Flutter pasti udah sering gak asing dengan kalimat itu kan? Kota yang terletak di bagian utara provinsi Guangxi yang sering dibahas di blog ini memang dikenal sebagai salah satu tempat terindah di dunia. Bukit-bukit kapur yang menjulang dengan gagah berpadu dengan indahnya aliran sungai jernih yang berkelok-kelok, membuat pemandangan di Guilin ini mirip dengan pemandangan di lukisan-lukisan kuno Tiongkok. Selain terkenal akan keindahan alamnya, kota Guilin yang indah ini juga terkenal akan kelezatan jajanan pasarnya. Makanan apa saja sih yang menjadi ciri khas kota yang sering dijuluki sebagai “Surga Osmanthus” ini? Yuk kita simak sama-sama di bawah ini : 1. Guilin Mifen (桂林米粉 Guilin Rice Noddles) Original photo from my instagram @emotionalflutter Guilin sejak jaman dahulu kala terkenal sebagai sebuah daerah yang subur dan makmur. Kota yang terletak di pe...

Zhen Zhu Nai Cha Special Story - Beautiful in White

Kisah ini adalah bagian yg ga gua ceritain di Zhen Zhu Nai Cha : Revisited (Part 6)  Sebelum baca postingan ini, disarankan baca dulu kisah Zhen Zhu Nai Cha sebelumnya di page Tulisan-Tulisan Terbaik supaya ngerti ceritanya. 28 Januari 2013 Gadis itu duduk membelakangi gua di atas ranjang sambil menyisir rambut panjangnya yg indah. Gua terdiam, termenung, memandangi jemari mungil miliknya bergerak secara lincah dan gesit di saat ia menata rambutnya. Sungguh indah, laksana sebuah tarian yg lemah gemulai namun menyiratkan sejuta kisah. Ya, jemari itu. Rambut itu. Wangi itu. Rasa itu. Gadis itu. Kelima panca indera gua seolah berkoalisasi, membawa gua kembali ke kenangan indah tadi malam. Rambut panjangnya yg tergerai indah menghiasi parasnya yg cantik, kedua kelopak matanya yg terpejam manis dihiasi bulu mata yg lentik, dadanya yg naik turun seiring tarikan nafasnya. Perlahan gua genggam tangannya, merasakan lembutnya jemari mungil miliknya. Ya Tuhan betapa indah ciptaanM...