Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Kenangan Di Rumah Nenek

Berkunjung ke rumah Nenek adalah hobi favorit gua sewaktu kecil. Kakek dan Nenek tinggal di sebuah rumah kecil di daerah Lembang, di pegunungan luar kota Bandung. Waktu gua kecil, suasananya masih asri banget. Sejauh mata memandang cuma terlihat padang rumput dan sawah yang menghijau. Udaranya sejuk, angin sepoi-sepoi seolah-olah menari mengiringi suara kicauan burung. Setiap ada libur, Papa selalu ajak gua dan adik gua berkunjung ke sana. Kadang cuma menginap satu malam, kadang bisa beberapa hari, dan pernah juga sampai dua minggu. Kakek dan Nenek mereka suka menanam sayur dan memelihara hewan ternak sendiri. Ayam, kelinci, anjing, bahkan di suatu masa juga pernah ada kodok dan burung. Kakek punya sebuah kolam kecil di halaman yang isinya penuh dengan ikan mujair dan gurame yang gemuk-gemuk. Kalo gua lagi berkunjung ke sana, Kakek suka menangkap beberapa ikan dan memasaknya buat gua. Masakan Kakek enak banget, walaupun bahan-bahannya sederhana, tapi rasanya ga kalah sama masakan di re

Why Forgive?

Memaafkan. Suatu hal yang seringkali lebih mudah untuk diucapkan daripada untuk dilakukan. Ya, seringkali rasa kecewa dan sakit hati yang kita alami, membuat kita menjadi sulit untuk memaafkan orang lain. Bahkan ada kalanya setelah kita "memaafkan" pun, kita masih tidak bisa melupakan kesalahan orang tersebut. Padahal, memaafkan dan melupakan, dalam banyak kasus, adalah sebuah "paket" yang tidak terpisahkan. Mengapa sih kita harus belajar memaafkan? Gua termasuk salah seorang traveler yang pada saat traveling tidak suka membawa barang terlalu banyak. Kalo bisa, bawa barang seminimal mungkin, dan semua diusahakan supaya bisa cukup dibawa dengan satu ransel ukuran sedang saja. Gua paling gak suka kalo harus menjinjing barang di saat bepergian, tangan jadi gak bebas rasanya. Bawa koper kecil yang ada rodanya aja kadang udah males, apalagi kalo disuruh bawa koper segede gaban yang saking gedenya, sampe anak tapir pun bisa masuk ke dalemnya? Ribet banget, bikin males. Na

Cherish The Beauty Inside

Hari ini gua baru nonton sebuah film Korea yang bagus banget, judulnya "The Beauty Inside" (2015) Film ini berkisah tentang Woo-jin, seorang furniture designer yang punya penyakit aneh di mana ia selalu berubah wujud setiap bangun tidur. Kadang ia berubah wujud jadi pria, kadang jadi wanita, kadang jadi bule, kadang jadi lansia, kadang pula jadi anak kecil. Setiap hari selalu berubah-ubah, beraneka ragam ras dan usia, tidak pernah sama, dan kehidupan seperti ini sudah ia jalani selama bertahun-tahun. Suatu hari, Woo-jin jatuh cinta kepada Yi-soo, seorang gadis yang bekerja di perusahaan distributor furniturenya. Dapatkah Woo-jin menyampaikan cintanya kepada Yi-soo, meskipun ia selalu muncul dengan wajah baru setiap harinya? Rating : 10/10 Film yang satu ini memang mempunyai sebuah premis yang unik. Konsep yang diangkat cukup simpel, tetapi menarik. Yang jadi masalah di sini bukan hanya masalah Woo-jin membuat Yi-soo jatuh cinta kepadanya, tapi kalopun mereka jadian, apakah hu