Langsung ke konten utama

Guilin, My Home Away From Home


Ga kerasa, udah hampir 5 tahun gua tinggal di luar negeri. Gimana sih rasanya tinggal di luar negeri? Hmmm...rasanya campur aduk sih. Kadang kangen sama rumah, kangen sama keluarga dan sahabat di Bandung, tapi secara keseluruhan, gua BETAH di sini.

Selama 5 tahun tinggal di Tiongkok, gua udah pernah berkunjung ke lebih dari 50 tempat. Mulai dari oasis di tengah Gurun Gobi, sampai perbatasan China-Russia yang suhunya minus 35 derajat, semua udah pernah gua jelajahin. Tapi dari semua tempat yang pernah gua kunjungin, tempat yang paling bikin gua kangen adalah Guilin.

Guilin itu di mana sih?
Guilin itu adalah sebuah kota kecil yang terletak di China selatan, tepatnya di provinsi Guangxi. Jauh ga dari Beijing dan Shanghai? Jauhhh. Kalo secara geografis, Guilin tuh letaknya lebih deket ke Hong Kong, Shenzhen, dan Guangzhou.




Gua tinggal di Guilin total ada 3 tahun lamanya, mulai dari Sept 2013 sampai Juli 2016. Belajar bahasa satu tahun, kemudian kuliah S2 dua tahun.

Terus, kenapa bisa kangen sama Guilin? Memangnya di sana ada apa?

Meskipun hanya berupa sebuah kota kecil, tapi Guilin adalah salah satu tempat dengan pemandangan paling indah di China. Seperti kata sebuah pepatah kuno : "桂林山水甲天下" (Arti : Pemandangan Guilin no 1 di kaki langit), sudah tidak terhitung, ada berapa banyak lukisan dan puisi yang pernah diciptakan untuk memuji keindahan alam Guilin.

Dan untuk bisa melihat pemandangan indah itu, kalian gak perlu pergi jauh-jauh ke luar kota, karena kota Guilin itu sendiri adalah pemandangannya. Hanya naik bus sekitar 10-15 menit dari kampus, gua udah bisa sampai ke taman, ke danau, atau ke tepi Sungai Li, dan TAA-DAA, pemandangan indah pun terpampang di mata gua. Rasanya bagaikan berada di dalam lukisan. 




Di pinggir sungai pun banyak public space tempat orang-orang bisa berkumpul dan beraktivitas. Kalo weekend, wah kita bisa lihat banyak orang sedang menari dan latihan kungfu di pinggir sungai. Kalo airnya lagi surut, kita bisa BBQan di pinggir sungai. Kalo malem...wah pemandangannya romantis banget, cocok buat pacaran.




Di dalam kota Guilin pun terdapat lebih dari 20 taman kota. Jangan bayangin kayak taman-taman yang ada di kota-kota besar di Indonesia, taman di Guilin tuh luasss bangettt, dan di dalam tamannya biasanya ada gunung dan danaunya. Kebayang kan, bagaimana luasnya? Salah satu hobi favorit gua adalah mendaki ke puncak gunungnya kemudian menikmati keindahan pemandangan Guilin dari atas.




Kalo kalian pengen ngerasain, bisa klik link ini, untuk melihat pemandangan 360 derajat Guilin dari atas =)

Kalo musim semi, taman-tamannya penuh sama bunga. Ada beberapa taman yang bahkan punya bunga sakura yang gak kalah indah sama sakura di Jepang. Salah satu taman yang paling terkenal sekaligus menjadi icon kota Guilin adalah Elephant Trunk Hill (Tebing Belalai Gajah).




Menjelang hari raya besar, biasanya diadakan pertunjukan di atas danaunya. Ini dia contohnya, pertunjukan memperingati Tahun Baru Imlek 2017 yang diadakan tanggal 27 Januari 2017 yang lalu.



Salah satu tempat favorit mahasiswa Indonesia di Guilin adalah pusat kotanya. Selain menjadi tempat favorit untuk shopping dan kuliner, di pusat kota Guilin terdapat sebuah danau yang di tengahnya terdapat dua pagoda kembar. Sun and Moon Pagoda namanya. Kalo malem-malem dateng ke sini, suasananya romantis banget. Ada juga sebuah jembatan yang disebut "Jembatan Cinta" Gua dulu pernah berniat ngelamar cewe gua di sini, cuma belum kesampean hehehe.





Kampus gua di Guilin tuh terbagi ke dalam 3 area : Yucai, Yanshan, dan Wangcheng. Nah kampus Wangcheng ini dulunya adalah istana pangeran sekaligus tempat ujian kenegaraan waktu jaman Dinasti Ming.



Buat temen-temen yang pernah nonton serial Putri Huan Zhu yang diperankan oleh Vicky Zhao, konon jaman pada Dinasti Qing, istana Wangcheng ini pernah menjadi tempat tinggalnya Putri Huan Zhu lho. Kalo temen-temen kuliah di Guangxi Normal University dan mengambil jurusan Pariwisata, nanti kalian kuliahnya di Istana Wang Cheng ini. Kapan lagi coba, bisa kuliah di istana? Hehehe...





Waktu kuliah di Guilin dulu, kita, mahasiswa Indonesia pernah bikin video klip musik untuk promosiin kampus. Salah satu tempat syutingnya ya di Istana Wangcheng ini. Mau liat video klipnya? Ini dia di bawah...



Apa sih arti nama Guilin?
“Guì” () dalam Bahasa Mandarin adalah nama bagi bunga Osmanthus, dan “Lín () artinya adalah “hutan”, jadi “Guilin” secara harafiah berarti “Hutan Osmanthus” Musim gugur (Oktober-November) adalah waktu yang paling cocok untuk berkunjung ke Guilin karena di bawah cuaca musim gugur yang sejuk bunga-bunga Osmanthus (桂花yang menjadi ciri khas kota Guilin bermekaran dengan indahnya, membuai setiap sudut kota Guilin dengan harum semerbaknya.





Kalo mau mencari angin segar dan sejenak beristirahat dari kehidupan di kota, tinggal naik bus selama 60-90 menit, kita sudah bisa tiba di dua destinasi wisata paling favorit di Guilin, yaitu Yangshuo.

Yangshuo, adalah spot favorit para backpacker di masa lalu untuk dapat menikmati keindahan alam di sepanjang Sungai Li. Sekarang, desa kecil ini sudah berubah menjadi sebuah tourism spot bertaraf Internasional. Setiap harinya, ada ribuan wisatawan dari mancanegara yang datang ke tempat ini.




Selain untuk menikmati alam, di sekitar Yangshuo ini terdapat banyak desa tua bersejarah, salah satunya adalah Xingping. Xingping salah satu lokasi dengan pemandangan terindah di sepanjang Sungai Li. Kalo dibandingkan Yangshuo, Xingping ini tempatnya lebih sepi dan terpencil. Jarang ada hotel-hotel besar, cuma ada losmen-losmen dan hostel-hostel backpacker. Pada siang hari, kalian bisa naik ke atas Mt.Laozhai, dan menikmati pemandangan indah dari atas. Pada malam hari, kalian bisa menyaksikan para nelayan yang memancing ikan dengan menggunakan bantuan burung Cormorant.






Saking indahnya, pemandangan Xingping ini diabadikan di uang kertas 20 Yuan China. Gua udah pernah ke sana dan membuktikan langsung, ternyata bener lho, pemandangannya sama persis dengan yang tercantum di uang kertas 20 Yuan.





Selain itu, di dekat Yangshuo dan Xingping juga ada Mt.Xianggong. Tempat yang satu ini letaknya lumayan terpencil dan tidak dibuka untuk tur-tur pada umumnya. Kalo mau ke tempat ini, kalian harus nyewa mobil sendiri, karena cuma penduduk setempat yang tau lokasinya. Pemandangan dari puncak Mt.Xianggong ini...sumpah, KEREN ABIS. Gua pengen banget bisa foto pre-wedding di sini, kyaaa kyaaaaa...




Selain Xingping dan Yangshuo, sebenernya masih banyak tempat keren di Guilin. Salah satunya adalah Longsheng, sawah dan terasering berundak-undak di bukit, yang konon kalo dilihat dari atas, tampak seperti sisik di punggung seekor naga. Konon keindahan pemandangan di Longsheng ini berbeda-beda, tergantung musimnya. Waktu gua ke sana dulu, musim semi, padinya baru saja ditanam. Pemandangannya kurang lebih seperti ini :



Selain itu, Longsheng juga adalah tempat tinggalnya suku minoritas Yao. Suku Yao adalah satu dari 55 suku minoritas yang ada di China. Suku Yao ini mempunyai suatu tradisi menarik. Wanita dari suku Yao ini seumur hidup tidak memotong rambutnya. Rambutnya dirawat dengan baik dan dilingkarkan ke atas kepala, menjadi sebuah topi. Rambut panjang ini adalah "mahkota" bagi wanita di suku mereka. Kalo kalian pergi ke perkampungan Suku Yao pada musim yang tepat, kalian bisa juga menyaksikan upacara adat dan tarian mereka. Mereka juga sangat ramah terhadap turis. Di saat weekend, biasanya mereka mengadakan pertunjukan dan para turis boleh ikut menari bersama mereka.




Selain pemandangannya, yang bikin gua kangen sama Guilin adalah makanannya. Makanan khas Guilin adalah Guilin Rice Noodles aka Guilin Mifen (桂林米粉). Makanan yang satu ini sudah terkenal di seluruh penjuru Tiongkok. Di kota-kota besar di Tiongkok tentunya teman-teman pernah menemukan restoran yang menjual Guilin MifenTapi percayalah, tidak ada restoran yang bisa menyaingi rasa Guilin Mifen di tempat aslinya, di Guilin. Harganya juga sangat murah, 3-5 Yuan per mangkuk tergantung besar porsinya. Murah banget kan? Biasanya mahasiswa Indonesia suka makan Guilin Mifen kalo udah menjelang akhir bulan. Di saat uang saku udah mepet, Guilin Mifen adalah makanan murah meriah yang paling mengenyangkan wkwk.


Selain Guilin Mifen, salah satu kuliner khas Guilin yang banyak diminati oleh wisatawan adalah Greasy Tea aka You Cha (油茶)You Cha adalah minuman khas masyarakat Guilin sejak jaman Dinasti Ming. Minuman terbuat dari campuran teh dan kaldu sup ini rasanya asin asin pahit, jadi biasanya tidak bisa diminum langsung begitu saja. Biasanya harus ditambahkan dulu sedikit garam, baru kemudian diminum bersama beras goreng, dan aneka ragam topping lainnya. Pada saat pertama kali minum, banyak wisatawan yang tidak tahu cara menikmati You Cha ini sehingga mereka merasa bahwa minuman ini tidak enak, tapi setelah belajar cara minumnya dari masyarakat lokal, banyak juga yang ketagihan sama minuman ini.


Kuliner lain yang patut dicoba di Guilin adalah Nasi Ketan. Nasi Ketan aka Nuomi Fan (糯米饭adalah makanan khas di provinsi Guangxi, tapi setiap daerah punya variasi yg berbeda-beda. Nasi Ketan khas Guilin biasanya berwarna putih, ungu, dan coklat, karena terbuat dari campuran adonan beras, ketan, dan talas. Nasi ketan ini biasanya disajikan bersama-sama mashed potatoes, pangsit goreng, dan daging asap aka Casau (叉烧). Makanan ini biasanya banyak dijual pada pagi hari dan merupakan sarapan favoritnya para pelajar Indonesia di Guilin.


Selain semua hal di atas, yang bikin gua selalu kangen sama Guilin adalah...kenangannya.
Selama 3 tahun di Guilin, gua punya sejuta kenangan. Jadian sama orang Thailand, ikutan lomba pidato taraf internasional, cosplay jadi bencong dan ikut lomba karaoke, jadi ketua OSIS, dapet cum laude, dan lain sebagainya.

Di tempat ini juga, gua punya sebuah keluarga kecil : teman-teman yang sama-sama suka belajar Mandarin, teman-teman yang sama-sama berjuang meraih gelar S2, teman-teman yang sama-sama menguras keringat dan air mata demi mengharumkan nama Indonesia. Sekarang kebanyakan dari mereka juga udah lulus kayak gua. Sebagian, sama kayak gua sekarang, berjuang meniti karir di aneka penjuru daratan China. Sebagian sisanya, pulang ke negara mereka. Ada yang demi buka usaha, ada yang karena nikah, ada juga yang masih ngelanjutin sekolah ke negara lain.

Tapi di mana pun kita semua berada, di penjuru dunia mana pun kita berkarya, ikatan kekeluargaan ini tidak akan pernah pudar. Karena kita punya satu "kampung halaman" yang sama, sebuah "rumah" di surga Osmanthus yang indah ini.

Kelas Bahasa Mandarin, semester pertama

Foto Tim OSIS 2015

Teman-teman seperjuangan S2

Waktu sahabat dari Shijiazhuang, berkunjung ke Guilin

Murid-murid pertama gua

Sahabat-sahabat seperjuangan dari Indonesia


Ga peduli sejauh apapun kita berpisah suatu hari kita semua pasti bisa bertemu kembali.
Di tempat yang terindah di kaki langit.
Di kampung halaman kita.
Di Guilin.

Di mana hatimu berada, di situlah RUMAH mu...


Sekedar Info
Di Nanning (provinsi Guangxi, Tiongkok) lagi ada universitas yang ngasih promo harga khusus untuk orang Indonesia lho. Universitasnya juga lumayan terkenal, ranking 70 dari 2500 universitas di seluruh China. Kalo ada yang tertarik untuk kuliah S1/S2/S3 atau belajar Bahasa Mandarin ke China, bisa kontak gua di keppi_kun@yahoo.com atau +8618269000643 (Whatsapp)

Pendaftaran ditutup tanggal 1 July 2017. Kuota terbatas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Kuliner Khas Tiongkok Yang Wajib Kamu Coba

Kalo denger kata "Chinese Food" , makanan apa sih yang terlintas di otak kalian? Pasti ga jauh-jauh dari Cap Cay, Dim Sum, Bubur Pitan, Ayam Kuluyuk, Nasi Campur, atau Ambokue. Iya kan? Dari kecil gua hobi banget makan Chinese Food, maklum, dari kecil lidah gua memang udah dimanjakan oleh masakan-masakan ala Chinese super enak buatan kakek-nenek dari keluarga bokap dan nyokap. Makanya, waktu gua berangkat kuliah S2 ke China tahun 2012 silam, soal makanan adalah hal yang paling tidak gua khawatirkan. Ah, toh gua keturunan Tionghoa ini, tiap hari harus makan Chinese Food pun gak masalah. Siapa takut? Tapi ternyata gua salah. Ternyata Chinese Food di daratan China BERBEDA JAUH dengan Chinese Food di Indonesia. Seriusan, terlepas dari perbedaan jenis daging yang dipakai (di sini kebanyakan memang pake daging babi), gua menemukan bahwa di China ini jarang banget ada masakan Chinese seperti yang biasa kita temukan di Indonesia. Jangankan Dim Sum, masakan rumah kayak Cap Cay, Ayam

Kopdar Manis Bareng Safira Nys

Minggu lalu, waktu reunian sama temen sekampus, pernah ada satu orang yg nanya ke gua "Ven, lu ngeblog teh rasanya udah lama ya?" "Iya, dari tahun 2010, berarti ga kerasa udah 7 tahun nih gua serius ngeblog" "Kok lu bisa tahan sih? Emang apa serunya ngeblog?" Jawaban dari pertanyaan dia itu ga cukup gua jawab pake satu atau dua kalimat saja. Kalo mau dibahas secara mendetail, mungkin bisa dijadiin tesis setebal 100 halaman bolak balik dan berisi 60.000 kata. Ngeblog itu BANYAK BANGET manfaatnya kalo buat gua. Memang, sampe sekarang gua masih belum bisa punya penghasilan dari ngeblog, tapi ngeblog ngasih gua banyak manfaat yg ga bisa dinilai pake uang. Salah satunya manfaat utama yg mau gua bahas di postingan kali ini adalah...ngeblog ngasih gua kesempatan untuk kenalan dengan banyak orang-orang hebat. Salah satunya adalah...Syifa Safira Shofatunnisa (semoga gua kaga salah nulis namanya) aka Safira Nys , atau biasa gua panggil "Nisa" Gua pertama k

How To Survive in Harbin

Berhubung di post yg sebelumnya banyak yg komen soal ketertarikan mereka untuk pergi ke Harbin dan bagaimana cara survive di sana, makanya di post kali ini, sebelum gua lanjutin cerita tentang petualangan gua di Harbin, gua mau cerita dulu tentang bagaimana persiapan gua untuk pergi ke Harbin dan hal2 apa saja yg harus diperhatikan di saat kita akan pergi ke tempat yg temperaturenya jauh di bawah nol seperti Harbin. Semoga tips2 ini berguna bagi temen2 yg berminat untuk pergi ke Harbin, Kutub Utara, Siberia, atau tempat2 super dingin lainnya di dunia, hehehe. Kapan waktu yg baik untuk pergi ke Harbin? Ice and Snow Festival di Harbin tiap tahunnya dimulai pada awal bulan Januari dan berlangsung selama sekitar satu bulan, dan pada umumnya berakhir sebelum Spring Festival / Chinese New Year yg jatuh sekitar awal bulan Februari. Jadi, bulan Januari, adalah saat yg paling tepat untuk pergi ke sana. Tapi inget, bulan Januari adalah bulan PALING DINGIN di Russia dan China Utara. Banyak orang