Pernahkah kamu mencintai seseorang diam-diam? Seseorang yg berada jauh di luar jangkauanmu, seseorang yg tidak mungkin membalas cintamu, sehingga kamu hanya mampu berangan-angan, andai saja bisa melewatkan waktu bersamanya, meskipun hanya satu hari?
Tema itulah yg diangkat oleh film Thailand yg satu ini, dan gua sukaaaa banget. Menurut gua, ini adalah film komedi romantis terbaik buatan Thailand yg pernah gua tonton. Jangan khawatir, artikel yg gua tulis ini TIDAK MENGANDUNG SPOILER, jadi kalian tidak perlu takut akan mendapatkan bocoran cerita pada saat membaca artikel ini.
Yuk kita sama-sama simak sinopsisnya.
Sinopsis :
Film yg di negara aslinya berjudul "Fan Day" ini berkisah mengisahkan tentang cowo bernama Denchai (Ter Chantavit Dhanasevi), seorang karyawan dari bagian IT di sebuah perusahaan yang jatuh cinta pada Nui (Mew Nittha Jirayungyurn), seorang karyawati cantik dari divisi tenaga marketing. Namun karena Denchai tidak percaya diri, ia hanya mampu memandang Nui dari jauh selama bertahun-tahun lamanya. Pada saat wisata kantor ke Hokkaido, Nui kecelakaan pada saat bermain ski dan mengalami Transient Global Amnesia (TSA), penyakit hilang ingatan sehari. Di sinilah, kisah romantis itu dimulai. Denchai mengaku-ngaku sebagai kekasih Nui dan berusaha tampil meyakinkan agar Nui percaya bahwa dia adalah pacarnya. Nui pada awalnya pun merasa janggal, namun seiring perjalanan mereka mengelilingi Hokkaido, perlahan-lahan Nui pun mulai membuka hatinya terhadap pacar seharinya ini. Akankah kisah manis ini hanya menjadi kisah cinta satu hari? Tonton sendiri filmnya ya, kalau mau tahu jawabannya, hehehe...
Catatan : "Fan" dalam bahasa Thailand artinya adalah "pacar/kekasih"
Film One Day yang disutradarai oleh Banjong Pisanthanakun ini merupakan film pertama rumah produksi GDH yang sebelumnya bernama GTH. GTH sendiri sudah cukup banyak mengeluarkan film-film Thailand yg sukses di dunia internasional, seperti Shutter, Suckseed, ATM Error, Freelance, Hello Stranger, I Fine Thank You Love You, Pee Mak, Bangkok Traffic Love Story, Seven Something, May Who, Heart Attack, dll.
Pengemar film & drama Thailand pasti sudah tidak asing dengan nama Ter Chantavit karena ia pun membintangi film ternama seperti ATM, Hello Stranger, dsb. Sedangkan bagi Mew Nittha, ini adalah film layar lebar pertamanya.
Faktor utama yg menjadi daya tarik film One Day ini adalah chemistry antara kedua pemeran utamanya. Di dalam film ini gak ada adegan action dengan ledakan-ledakan api heboh ala film-film Hollywood, tapi nonton film ini bikin emosi kita seolah-olah dibawa naik roller coaster oleh interaksi di antara kedua tokohnya. Di suatu saat kita akan tertawa, kemudian saat berikutnya kita akan terharu. Sehebat itulah chemistry di antara Ter dan Mew. Aspek yg satu ini mengingatkan gua akan film Before Sunrise (1995) yg dibintangi oleh Ethan Hawke dan Julie Delpy.
Faktor lain yg membuat gua jatuh cinta pada film One Day ini adalah karena film ini bersetting di Hokkaido, Jepang, pada musim dingin. Buat temen-temen yg sudah pernah mengalami empat musim, tentu kalian sudah tahu betapa indahnya salju itu. Buat temen-temen yg belum pernah liat salju, nonton film ini akan membuat kalian buru-buru pengen pergi traveling Desember nanti. Dan buat kalian yg belum pernah melihat International Ice and Snow Festival di Harbin (China) atau Sapporo (Jepang), lewat film ini kalian bisa mengintip betapa indahnya festival tersebut. Sumpah, indah banget. Gua udah pernah liat di Harbin, DUA KALI, dan setelah nonton film ini, gua jadi kepengen pergi ke sana lihat Ice and Snow Festival sekali lagi hehehe.
![]() |
Harbin International Ice and Snow Festival |
Last but not least, salah satu faktor yg membuat film One Day ini bisa gua sebut sebagai film komedi romantis Thailand terbaik yg pernah gua tonton adalah karena kita dapat dengan mudah menghubungkan diri dengan tema dan jalan cerita yg diangkat oleh film ini. Semua orang tentu pernah jatuh cinta, dan sebagian besar dari kita tentu tahu, betapa pedihnya di saat kita mencintai seseorang yg tidak bisa kita miliki, seseorang yg berada di luar jangkauan kita, seseorang yg kelihatannya tidak mungkin membalas perasaan kita. Kita hanya mampu memandang seseorang itu dari jauh, sambil berangan-angan akan datangnya suatu hari di mana kita bisa melewatkan waktu bersamanya, meskipun hanya satu hari.
Sahabat gua Anto (bukan nama sebenarnya) pernah mengalami kisah yg mirip dengan film ini. Singkat cerita, sewaktu Anto kuliah di luar negeri, ada satu cewe yg diam-diam dia taksir., sebut saja namanya Nia (bukan nama sebenarnya). Mereka saling kenal, tapi karena Nia cantik kayak malaikat sementara Anto tampangnya kayak orangutan baru terlindas truk manggis, dia hanya mampu mencintai Nia diam-diam. Suatu kali, sewaktu lagi traveling ke luar kota, karena Nia keseleo, mereka terpisah dari grup, dan karena tidak dapat bus untuk kembali ke kota, hari itu mereka terpaksa menginap di lokasi wisata. Karena uang yg terbatas, akhirnya mereka hanya mampu menyewa satu kamar. Hari ini itu mereka semalaman ga bisa tidur, dan jadinya mereka ngobrol, sampai pagi. Hari itu, ada sesuatu yg tumbuh di antara mereka, sebuah perasaan.
Setelah kembali ke kampus, tidak lama kemudian Anto pun jadian sama Nia. Anto dan Nia memang berasal dari kasta yg berbeda. Nia berasal dari keluarga kaya raya, sementara Anto bisa kuliah ke luar negeri karena mendapakan beasiswa. Ia berasal dari keluarga yg penghasilannya pas-pasan, tapi hal itu membuatnya tumbuh menjadi seseorang yg sangat mandiri, fun, dan bisa diandalkan. Mereka pacaran hampir dua tahun lamanya. Setelah lulus dan kembali ke Indonesia, Anto bekerja dengan giat, demi cita-citanya untuk melamar Nia beberapa tahun ke depan.
Tidak disangka, beberapa bulan setelah pulang ke Indonesia, Nia memutuskan hubungan dengan Anto. Alasannya? Bibit bebet bobot. Atau lebih tepatnya, karena tingkat ekonomi mereka berdua yg jaraknya terlalu jauh dan Nia tidak merasa Anto adalah pasangan yg sepadan dengannya.
Ternyata tidak butuh penyakit seperti Transient Global Amnesia (TSA) untuk membuat kita hilang ingatan dan lupa pada orang yg "pernah" kita cintai. Sewaktu mereka belajar di luar negeri, Nia melihat Anto sebagai sosok yg menyenangkan dan dapat ia andalkan, dan mereka saling mencintai. Setelah kembali ke Indonesia, kembali ke realita, mendadak status sosial dan ekonomi Anto menjadi sebuah ganjalan di tengah hubungan mereka, dan akhirnya Nia pun seperti untuk "Amnesia", melupakan segala yg telah ia lewati bersama Anto di perantauan, dan memilih jalan pintas.
Gua yakin di dunia ini ada banyak pasangan seperti Anto dan Nia yg hubungannya kandas karena salah satu dari mereka mendadak "Amnesia". "Amnesia" ini ada banyak alasannya, mungkin karena jenuh, mungkin karena bertengkar, mungkin karena perbedaan status sosial dan ekonomi, dan mungkin juga karena salah satu ketabrak truk manggis dan beneran mengalami gangguan ingatan. Tapi itulah hidup. Tidak ada yg abadi di dunia ini, termasuk cinta pun begitu.
Cinta itu memang tidak bisa dipaksakan. Terkadang lebih baik jika kita merelakan orang yg kita cintai itu pergi, jika memang ia tidak bahagia bersama kita. Cinta itu tidak selalu harus memiliki, cinta itu butuh pengorbanan. Lebih baik kita sendiri yg sakit, daripada memaksakan orang yg kita cintai itu bersama kita, dan akhirnya dia pun ikut tersakiti.
Namun terkadang cinta juga butuh diperjuangkan. Cinta itu adalah bagaimana kita mampu bertahan, walau berada di dalam keadaan sesulit apapun. Bagaimana kita mampu untuk yakin bahwa dia adalah yg terbaik, meskipun seluruh dunia menentang pendapat kita.
Tema itulah yg diangkat oleh film "One Day" ini. Overall, filmnya bagus banget, sangat sayang untuk dilewatkan. Apalagi endingnya mengharukan banget, bener-bener sukses bikin gua baper berhari-hari. Jadi tunggu apa lagi? Ayo tonton filmnya dan belajar menghargai orang yg kamu cintai!
Rating : 9.5/10
Official International Trailer (with Indonesian Subtitle)
Komentar
Posting Komentar