Langsung ke konten utama

Me and My Thai Girlfriend : How to Survive Long Distance Relationship




Bulan Juni kemaren akhirnya gua lulus S2 di China, dan itu tandanya kehidupan gua sebagai seorang pelajar di Guilin akan segera berakhir. Diiringi tangis haru, gua dan temen-temen saling berpelukan, mengucap selamat tinggal. Setelah ini kita semua akan kembali ke negara masing-masing, menjalani kehidupan dan karir masing-masing, entah kapan baru bisa bertemu lagi.

Termasuk gua dan Lily...

Perlu temen-temen pembaca ketahui, di usia pacaran yg udah menginjak bulan ke-30 ini, gua dan Lily sudah berpikir jauh tentang masa depan. Kita masing-masing mau kerja dan mengejar karir dulu dua tiga tahun, baru kemudian menikah. Paling bagus kalo kerjanya bisa di tempat yg sama. Nah, karena itulah, sejak dua tiga bulan sebelum kelulusan, kita berdua udah mati-matian cari kerja di China. Tapi setelah apply sana-sini, interview sana-sini, ujung-ujungnya kita tetep ga berhasil dapet kerja.

Karena visa udah mau expired, akhirnya tanggal 5 Juli 2016 kemarin, gua terpaksa pulang ke Indonesia. Tak beberapa lama kemudian Lily pun pulang ke Thailand, dan semenjak saat itu, gua dan dia resmi menjalani hubungan jarak jauh aka LDR.

Hari kepulangan gua dari Guilin 

Yg namanya LDR itu...ternyata gampang-gampang susah. Menurut pengalaman temen gua yg pernah LDRan, yg namanya LDR itu biasanya terbagi ke dalam TIGA FASE:

Fase pertama : Kebebasan

Waktu di Guilin dulu kadang gua suka kesel sama Lily karena dia MANJA BANGET. Dari pagi sampe malem nempeeeeel terus kayak perangko, sampe-sampe gua jarang punya waktu pribadi. Ya seneng sih, dari pagi ampe malem barengan dia, cuma kadang-kadang juga ada jenuhnya, pengen punya waktu luang sendirian buat nulis blog atau apalah.

Jadi awal LDRan sebenernya gua seneng banget. Gua di Indonesia, dia di Thailand... YESSS! Gua BEBAS! Gua punya banyak ME TIME. Tiap hari maen game, nonton TV, baca buku. kongkow sama temen-temen yg udah lama ga ketemu, rasanya gua kayak kembali lajang.


Fase kedua : Kehilangan.

Setelah seminggu lebih LDRan, mendadak gua mulai merasa kehilangan. Temen-temen gua mulai sibuk sama keluarga dan kerjaannya masing-masing. Kekosongan yg awalnya gua interpretasikan sebagai kebebasan, mendadak berubah menjadi rutinitas yg membosankan.

Mendadak rasanya kangeeennn banget sama Lily. Kangen wanginya dia, kangen suara dia, kangen masakan dia, kangen dipeluk-peluk dan dicium-cium. Saking kangennya, kadang gua cuma bisa liatin foto-foto kita selama di China...dan tanpa sadar air mata gua bisa mengalir begitu saja. Rasanya pengen banget kembali ke masa-masa itu, mengulang masa-masa indah itu.

Di fase kedua ini, gua sering banget telponan dan video call sama Lily. Sehari tiga kali pun rasanya ga cukup. Telponan berjam-jam, mengumbar kata cinta dan rindu, rasanya dunia kembali jadi milik kita berdua, meskipun kita tidak bisa bersama.


Fase ketiga : Kejenuhan.

Setelah hampir sebulan LDRan sama Lily, mendadak gua ngerasa jenuh. Meskipun tiap hari telponan atau video call, topik pembicaraan kita makin lama makin menipis. Karena gak ada aktivitas yg dilakukan bersama-sama, jadinya kita masing-masing ga tau harus ngomong apa. Ga jarang akhirnya kita saling diem-dieman waktu telponan. Menghubungi satu sama lain, seolah hanyalah sebuah kewajiban, sebuah rutinitas yg hampa.

Dan kadang yg gawat adalah...saking terlalu biasa sendirian, kadang-kadang gua bisa lupa sama dia. Rasanya gua tuh kayak single lagi, udah ga ada lagi ketergantungan emosional ke dia...malah terkadang suka terpikir pengen cari pelarian ke orang lain, ke orang yg bisa hadir di sisi gua secara nyata. Dan untuk mengusir pikiran buruk itu, gua mulai menyibukkan diri. Cari kerja atau kesibukan apalah yg bisa bikin gua lupa sama Lily, lupa sama fakta bahwa gua punya pacar di tempat yg jaraknya ratusan kilometer di luar sana.

Tiga fase di atas adalah fase yg pada umumnya dialami oleh pasangan yg lagi LDRan. Setelah mencapai fase ketiga, terus apa yg akan terjadi selanjutnya?

Hanya aja dua pilihan : MENYERAH atau MEMUTAR OTAK.




Teman-teman tentu sudah tidak asing dengan kisah Si Gembala dan Gadis Penenun kan? Gua ga akan cerita panjang-panjang di sini (kalo belom tau ceritanya, silahkan Googling sendiri), tapi intinya, akibat kisah cinta mereka tidak disetujui oleh Kaisar Langit, mereka berdua terpaksa LDR-an dan hanya bisa saling bertemu setahun sekali, pada saat festival Qixi yang jatuh pada tanggal 7 bulan 7 kalender Tiongkok.

Kasihan ya mereka berdua, cuma bisa bertemu setahun sekali. Ya soalnya pada jaman itu belom ada Internet sih. Tapi sekarang jaman sudah beda, kemajuan teknologi informasi modern saat ini sudah mempermudah komunikasi antar benua, membuat masa-masa LDR-an seharusnya semakin mudah dilalui. Gua dan Lily memutuskan untuk memutar otak dan berusaha membuat masa-masa LDR ini menjadi lebih mudah untuk dilalui.

Berikut ini adalah beberapa cara yg gua lakukan bersama dia :

1. Do Activity Together

Salah satu kendala utama dari LDR adalah perasaan kehilangan, ketidakhadiran si dia di dalam hari-hari lu. Kalian yang dulunya selalu makan bersama, nonton bersama, sekarang mendadak harus melakukan semua itu tanpa si dia. Hey, gua punya kabar baik untuk kalian. Meskipun kalian tidak sedang bersama, bukan berarti kalian tidak bisa melakukan suatu aktivitas bersama-sama. Coba jadwalkan suatu kegiatan bersama, misalnya :

A) Makan malam bersama
Tentukan waktu, dan janjian makan malam bersama sambil Skype-an. Meskipun si Dia hanya berada di dalam monitor, tapi kalian masih bisa have a good time together.

B) Main game bersama
Kalau pacar lu seorang gamer, kalian bisa maen game kesukaan kalian bersama. Tidak harus maen game yang ribet-ribet, board game online atau catur online pun sudah cukup. Gua sama Lily kemaren maen Clash Royale dan Homeless Demon King bareng-bareng. Sederhana, tapi itu bisa bikin gua dan dia have a good time together.

Homeless Demon King, game kocak 


C) Nonton film bersama
Download film yg sama pake torrent, terus sambil Skype-an, tonton filmnya bersama-sama pada waktu yg bersamaan. Rasanya seolah-olah gua kayak lagi nonton di bioskop bareng sama Lily, cuma bedanya ga bisa sambil pelukan aja hehehe.

D) Ide-ide lain
Di toko buku Thailand, Lily beli dua buku yg sama. Buku yg satu, dia kirim pake pos ke gua, supaya gua bisa baca buku yg sama dengan dia. Bentuk lainnya mungkin kalian bisa baca e-book atau mangascan yg sama.

Kemaren juga gua nemu lagu Mandarin yg enakeun banget di Youtube. Tapi kata-kata dalam liriknya dalem banget, jadi gua dan Lily ngetranslate bareng lirik lagunya ke Bahasa Inggris. Sambil dengerin lagu, sambil belajar Mandarin, sambil have a good time together. Lucu kan idenya? Hehehe.

Buku kiriman Lily 


2. Keep the Romance Alive

Banyak pasangan yang mengeluh bahwa LDR-an membuat hubungan mereka menjadi dingin dan hambar. Memang kita tidak harus melakukan segala sesuatu dengan romantis dan lebay seperti di pelem-pelem Korea, tapi sedikit ide-ide romantis bisa membuat api asmara kalian tetap berkobar (cieh bahasanya)

Memang jaman sekarang komunikasi antar benua sudah sangat mudah. Tinggal pake Skype atau Wechat, kapanpun kita bisa kirim pesan buat si Dia. Tapi tidak ada salahnya kalo kali-kali kalian saling berkirim surat atau kartu pos. Biarkan diri kalian hadir di hidup pasangan kalian secara fisik, meskipun hanya dalam bentuk secarik kertas. Buat kalian yang kreatif, kalian bisa desain sendiri kartu posnya seunik dan se-personal mungkin.

Gua tiap bulan kirim kartu ke Lily. Ada yg hasil bikinan gua sendiri, ada lagi yg nemu pas lagi jalan-jalan ke Gramedia. Meskipun tiap hari bisa chatting, tapi pada saat dia nerima kartu dari gua, dia senengnya bukan main, karena gua secara simbolis bisa hadir di sisi dia secara fisik, melalui kartu atau surat yg gua kirimkan itu.





3. Remind Yourself About What You Love About Your Partner

Pada saat LDR-an kadang-kadang kita bisa lupa terhadap pasangan kita. Lupa terhadap hal-hal kecil yang kita cintai dari diri mereka, lupa akan janji-janji atau mimpi-mimpi yang ingin kalian lakukan bersama di masa depan nanti, dan lain sebagainya. Salah satu yang tidak kalah penting pada saat LDR-an adalah...kalian harus saling mengingatkan satu sama lain akan hal-hal penting di atas. Misalnya, lu bisa tulis sebuah daftar tentang hal-hal kecil yang lu cintai dari pasangan lu itu, atau tulis hal-hal yang ingin kalian lakukan pada saat bertemu lagi nanti. Setelah daftarnya jadi, kalian bisa saling tukeran, lalu tempel daftar tersebut di meja kerja atau di samping ranjang kalian, supaya kalian selalu ingat akan satu sama lain.

Bulan September ini banyak banget temen gua yg married. Gua dan Lily memang masih lama marriednya, tapi kemaren gua sama dia sempet bikin daftar guest list wedding kita berdua dan juga daftar lokasi dan pose foto pre-wedding kita nanti. Emang ceritanya mah lagi berkhayal, tapi harapan akan datangnya hari yg lebih indah di masa depan, cukup manjur untuk membuat kita mampu bertahan di masa-masa LDR yg sulit ini.

Bersabar hingga tiba hari di mana aku bisa menggenggam tanganmu lagi...


Segitu dulu ya cerita soal gua dan Lily, nanti kapan-kapan disambung lagi. Pesan terakhir dari gua, pada saat kalian LDR-an, kalian harus ingat untuk SALING JUJUR, SALING MENGERTI, SALING MEMAAFKAN, dan TIDAK MERIBUTKAN HAL-HAL SEPELE. Jangan inget-inget hal-hal yang bikin kalian bertengkar di masa lalu, inget dengan hal-hal yang indah-indah aja.

Dan satu lagi, inget, kalian LDR-an ini hanya untuk SEMENTARA, bukan SELAMANYA. So, hang in there!

Soon, this all will pass.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Kuliner Khas Tiongkok Yang Wajib Kamu Coba

Kalo denger kata "Chinese Food" , makanan apa sih yang terlintas di otak kalian? Pasti ga jauh-jauh dari Cap Cay, Dim Sum, Bubur Pitan, Ayam Kuluyuk, Nasi Campur, atau Ambokue. Iya kan? Dari kecil gua hobi banget makan Chinese Food, maklum, dari kecil lidah gua memang udah dimanjakan oleh masakan-masakan ala Chinese super enak buatan kakek-nenek dari keluarga bokap dan nyokap. Makanya, waktu gua berangkat kuliah S2 ke China tahun 2012 silam, soal makanan adalah hal yang paling tidak gua khawatirkan. Ah, toh gua keturunan Tionghoa ini, tiap hari harus makan Chinese Food pun gak masalah. Siapa takut? Tapi ternyata gua salah. Ternyata Chinese Food di daratan China BERBEDA JAUH dengan Chinese Food di Indonesia. Seriusan, terlepas dari perbedaan jenis daging yang dipakai (di sini kebanyakan memang pake daging babi), gua menemukan bahwa di China ini jarang banget ada masakan Chinese seperti yang biasa kita temukan di Indonesia. Jangankan Dim Sum, masakan rumah kayak Cap Cay, Ayam

Kopdar Manis Bareng Safira Nys

Minggu lalu, waktu reunian sama temen sekampus, pernah ada satu orang yg nanya ke gua "Ven, lu ngeblog teh rasanya udah lama ya?" "Iya, dari tahun 2010, berarti ga kerasa udah 7 tahun nih gua serius ngeblog" "Kok lu bisa tahan sih? Emang apa serunya ngeblog?" Jawaban dari pertanyaan dia itu ga cukup gua jawab pake satu atau dua kalimat saja. Kalo mau dibahas secara mendetail, mungkin bisa dijadiin tesis setebal 100 halaman bolak balik dan berisi 60.000 kata. Ngeblog itu BANYAK BANGET manfaatnya kalo buat gua. Memang, sampe sekarang gua masih belum bisa punya penghasilan dari ngeblog, tapi ngeblog ngasih gua banyak manfaat yg ga bisa dinilai pake uang. Salah satunya manfaat utama yg mau gua bahas di postingan kali ini adalah...ngeblog ngasih gua kesempatan untuk kenalan dengan banyak orang-orang hebat. Salah satunya adalah...Syifa Safira Shofatunnisa (semoga gua kaga salah nulis namanya) aka Safira Nys , atau biasa gua panggil "Nisa" Gua pertama k

How To Survive in Harbin

Berhubung di post yg sebelumnya banyak yg komen soal ketertarikan mereka untuk pergi ke Harbin dan bagaimana cara survive di sana, makanya di post kali ini, sebelum gua lanjutin cerita tentang petualangan gua di Harbin, gua mau cerita dulu tentang bagaimana persiapan gua untuk pergi ke Harbin dan hal2 apa saja yg harus diperhatikan di saat kita akan pergi ke tempat yg temperaturenya jauh di bawah nol seperti Harbin. Semoga tips2 ini berguna bagi temen2 yg berminat untuk pergi ke Harbin, Kutub Utara, Siberia, atau tempat2 super dingin lainnya di dunia, hehehe. Kapan waktu yg baik untuk pergi ke Harbin? Ice and Snow Festival di Harbin tiap tahunnya dimulai pada awal bulan Januari dan berlangsung selama sekitar satu bulan, dan pada umumnya berakhir sebelum Spring Festival / Chinese New Year yg jatuh sekitar awal bulan Februari. Jadi, bulan Januari, adalah saat yg paling tepat untuk pergi ke sana. Tapi inget, bulan Januari adalah bulan PALING DINGIN di Russia dan China Utara. Banyak orang