Langsung ke konten utama

Twenty Eight



Beberapa bulan yg lalu, waktu gua ngucapin selamat ulang tahun ke seorang sahabat yg saat ini umurnya sudah mendekati kepala tiga, gua mendapati bahwa dia tampak tidak begitu bahagia menghadapi hari ulang tahunnya tersebut.

Dia bilang, tidak tahu sejak kapan mulainya, tapi ulang tahun kini sudah bukan lagi merupakan sebuah hal yg menyenangkan bagi dia. Buat dia, ulang tahun seolah menjadi sebuah reminder akan satu tahun yg telah berlalu dan juga reminder akan hal-hal yg belum dia capai di usia dia pada saat ini. Ambil contoh misalnya Mark Zuckerberg, sang pendiri Facebook. Dia usia kepala dua, Zuckerberg berhasil menjadi multi-milyuner, sementara sahabat gua ini di usianya yg hampir mendekati kepala tiga, nyicil beli mobil aja belum kesampean.

Gua ngerti sih perasaan dia, gua yakin ga cuma sahabat gua seorang yg terkena krisis identitas di saat umur mendekati kepala tiga. Gua yakin di antara temen-temen pembaca sekalian juga banyak yg berpikir begitu...gua pun tidak jauh berbeda.

Gua kadang suka ngebandingin diri sama anak-anak muda Indonesia yg berhasil sukses di umur kepala dua. Raditya Dika misalnya, gua dan dia sama-sama udah ngeblog dari tahun 2003. Gua ga tau dia masih inget gua apa kaga, tapi gua tuh salah satu orang yg paling hobi ninggalin komen di blog Kambing Jantan. Dua belas tahun berlalu, Raditya Dika udah jadi penulis dan sutradara terkenal, sementara gua masih ga berubah, dari dulu sampai sekarang, tetaplah seorang blogger galau.

Lantas apakah benar perkataan sahabat gua itu, bahwa di umur segini yg namanya hari ulang tahun itu hanyalah sekedar reminder akan umur yg semakin menipis dan cita-cita yg masih tertunggak?

Sebelum gua bisa menjawab, sahabat gua itu kemudian melontarkan lagi satu buah pertanyaan kepada gua.

"Ven, kapan sih lu terakhir kali mengalami ulang tahun yg berkesan?"

Pertanyaan dia itu membuat angan gua melayang ke 8 tahun silam...

27 Agustus 2007, gua berdiri di depan pintu masuk Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha. Gua yg saat itu baru saja melepaskan status gua sebagai mahasiswa sebuah perguruan tinggi paling bergengsi di Kota Bandung dan memilih untuk mengejar impian sebagai desainer di sini, membusungkan dada dengan bangga dan sejuta harapan, menghadapi hari pertama kuliah di jurusan impian gua.

8 tahun kemudian...gua udah lulus 3 tahun lamanya, dan gua masih belum jadi desainer sukses. Gua malah ambil Master di jurusan Bahasa Mandarin dan Pengajaran. Kalo diri gua di tahun 2007 mendengar akan hal ini, apakah dia akan bangga? Gua ga tau jawabannya karena gua yg sekarang sudah bukan diri gua yg dulu. Tapi yg pasti, gua tahu, bahwa segala hal yg sudah gua alami semua ini, semua pilihan dan jalan hidup yg pernah gua jalani, semuanya gua jalani dengan kesadaran penuh dan tanpa penyesalan.

Gua teringat pada ulang tahun gua yg ke 25, tanggal 27 Agustus 2012. Hari itu adalah hari di mana gua meninggalkan rumah, meninggalkan Bandung, meninggalkan segala rutinitas dan kenyamanan, berangkat ke seberang lautan untuk mengejar cita-cita. Dan sejak hari itu, segalanya pun berubah. Gua yg dulunya hanya berpikir mau cari kerjaan yg stabil dan hidup berkeluarga dengan tenang di Bandung, kini punya sejuta cita-cita. Gua mau traveling ke seluruh penjuru dunia, gua mau punya gelar pHD di bidang pendidikan, gua mau hidup gua ini bisa menginspirasi banyak orang dan meninggalkan senyum di hati orang-orang yg pernah gua temui.

Tapi di balik semua impian-impian yg megah itu, hari ulang tahun gua juga mengajarkan gua akan menghargai kesederhanaan. Gua ga akan pernah lupa sama ulang tahun gua yg terakhir, 27 Agustus 2014. Malam itu sahabat-sahabat gua menculik gua ke warnet dan kita maen game sampai subuh. Sebuah hal yg sangat-sangat simpel, tapi bagi gua, itu adalah sebuah bentuk hadiah ulang tahun terindah dari sahabat-sahabat gua. Mereka yg kini sudah sibuk sama keluarga dan pekerjaan, masih bisa meluangkan sedikit waktu di hari ulang tahun gua untuk berbagi sebuah kebersamaan. Call me emotional, but those are the best birthday gift one could have.

Hidup memang tidak selalu berjalan sesuai dengan yg kita inginkan. Tapi selama kita bisa menjalani segalanya dengan rasa syukur, gua rasa ga ada hal yg perlu kita sesali. Ga perlu membandingkan diri dengan orang lain karena setiap orang punya jalan hidupnya sendiri. Ada kenangan di balik setiap langkah dan ada tawa di balik semua air mata.

Buat gua, ulang tahun tidak hanya sekedar peringatan bertambahnya umur atau satu hari di mana gua bisa mendapat banyak kado *uhuk* atau kue *ehem* #kode , tapi juga sebuah momen untuk introspeksi diri, dalam setahun terakhir sudah sejauh apakah gua sudah berkembang sebagai seorang manusia?

Beberapa menit lagi gua akan bertambah tua, dan sama seperti tahun-tahun sebelumnya, gua hanya punya satu permintaan :

"Tuhan, buatlah hidupku ini menjadi berarti bagi sesamaku, dan ajarilah aku untuk selalu bersyukur."

Dengan hati riang dan penuh harapan, gua akan menyambut hari ulang tahun yg ke-28 ini.

Dan hey, siapa tahu, ulang tahun gua yg kali ini juga akan jadi salah satu yg paling berkesan?



Here's to hoping 28 will be great...

Happy birthday, dear Me!

Cheers!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Kuliner Khas Tiongkok Yang Wajib Kamu Coba

Kalo denger kata "Chinese Food" , makanan apa sih yang terlintas di otak kalian? Pasti ga jauh-jauh dari Cap Cay, Dim Sum, Bubur Pitan, Ayam Kuluyuk, Nasi Campur, atau Ambokue. Iya kan? Dari kecil gua hobi banget makan Chinese Food, maklum, dari kecil lidah gua memang udah dimanjakan oleh masakan-masakan ala Chinese super enak buatan kakek-nenek dari keluarga bokap dan nyokap. Makanya, waktu gua berangkat kuliah S2 ke China tahun 2012 silam, soal makanan adalah hal yang paling tidak gua khawatirkan. Ah, toh gua keturunan Tionghoa ini, tiap hari harus makan Chinese Food pun gak masalah. Siapa takut? Tapi ternyata gua salah. Ternyata Chinese Food di daratan China BERBEDA JAUH dengan Chinese Food di Indonesia. Seriusan, terlepas dari perbedaan jenis daging yang dipakai (di sini kebanyakan memang pake daging babi), gua menemukan bahwa di China ini jarang banget ada masakan Chinese seperti yang biasa kita temukan di Indonesia. Jangankan Dim Sum, masakan rumah kayak Cap Cay, Ayam

Kopdar Manis Bareng Safira Nys

Minggu lalu, waktu reunian sama temen sekampus, pernah ada satu orang yg nanya ke gua "Ven, lu ngeblog teh rasanya udah lama ya?" "Iya, dari tahun 2010, berarti ga kerasa udah 7 tahun nih gua serius ngeblog" "Kok lu bisa tahan sih? Emang apa serunya ngeblog?" Jawaban dari pertanyaan dia itu ga cukup gua jawab pake satu atau dua kalimat saja. Kalo mau dibahas secara mendetail, mungkin bisa dijadiin tesis setebal 100 halaman bolak balik dan berisi 60.000 kata. Ngeblog itu BANYAK BANGET manfaatnya kalo buat gua. Memang, sampe sekarang gua masih belum bisa punya penghasilan dari ngeblog, tapi ngeblog ngasih gua banyak manfaat yg ga bisa dinilai pake uang. Salah satunya manfaat utama yg mau gua bahas di postingan kali ini adalah...ngeblog ngasih gua kesempatan untuk kenalan dengan banyak orang-orang hebat. Salah satunya adalah...Syifa Safira Shofatunnisa (semoga gua kaga salah nulis namanya) aka Safira Nys , atau biasa gua panggil "Nisa" Gua pertama k

How To Survive in Harbin

Berhubung di post yg sebelumnya banyak yg komen soal ketertarikan mereka untuk pergi ke Harbin dan bagaimana cara survive di sana, makanya di post kali ini, sebelum gua lanjutin cerita tentang petualangan gua di Harbin, gua mau cerita dulu tentang bagaimana persiapan gua untuk pergi ke Harbin dan hal2 apa saja yg harus diperhatikan di saat kita akan pergi ke tempat yg temperaturenya jauh di bawah nol seperti Harbin. Semoga tips2 ini berguna bagi temen2 yg berminat untuk pergi ke Harbin, Kutub Utara, Siberia, atau tempat2 super dingin lainnya di dunia, hehehe. Kapan waktu yg baik untuk pergi ke Harbin? Ice and Snow Festival di Harbin tiap tahunnya dimulai pada awal bulan Januari dan berlangsung selama sekitar satu bulan, dan pada umumnya berakhir sebelum Spring Festival / Chinese New Year yg jatuh sekitar awal bulan Februari. Jadi, bulan Januari, adalah saat yg paling tepat untuk pergi ke sana. Tapi inget, bulan Januari adalah bulan PALING DINGIN di Russia dan China Utara. Banyak orang