Langsung ke konten utama

Emotional Review : Attack On Titans Live Action

Shingeki no Kyojin

Mengadaptasi manga/anime/game menjadi sebuah film live action bukanlah hal yg mudah, malah bisa dibilang akan menjadi jauh lebih sulit ketimbang membuat suatu film yg diadaptasi dari novel maupun script original. Sebut saja belasan film karya Uwe Boll, seorang sutradara Jerman yg terkenal karena telah menghasilkan belasan film hasil adaptasi dari game yg gagal total di box office.

Apa sih kesulitannya? Pertama, mengemas cerita dari manga/anime/game yg biasanya cenderung panjang dan kompleks menjadi sebuah film berdurasi 90 menit bukanlah sebuah hal yg mudah. Kedua, sangat sulit bagi sebuah film "adaptasi" untuk memenuhi ekspektasi tinggi dari para fans dari anime/game yg diadaptasi tersebut. Jadi, di awal tahun 2000 dulu, banyak sineas yg anti menonton film hasil adaptasi dari manga/anime/game karena sebagian besar hanya akan mengecewakan.

Namun fenomena tersebut mulai bergeser semenjak kesuksesan Resident Evil (2002) dan Azumi (2003), disusul dengan Initial D (2005), Death Note (2006), Red Cliff (2008), dan film-film lainnya termasuk Transformers, beserta superhero dari DC dan Marvel. Film adaptasi tidak lagi dianggap sebagai suatu karya yg gagal, melainkan sebuah ladang emas.

Salah satu proyek film adaptasi ambisius yg berhasil dan mendapat penghargaan dari masyarakat dunia adalah trilogi Rurouni Kenshin. Memang ceritanya jauh lebih sederhana daripada versi manga/anime nya, tapi koreografi pertarungan yg apik dan akting yg berkualitas dari para pemeran utamanya dapat menghidupkan sosok "Kenshin" yg manusiawi di layar lebar. Memang terdapat banyak penyesuaian di sana-sini untuk disajikan sebagai sebuah film berdurasi singkat, tapi film trilogi ini tetap setia kepada manga/anime secara konseptual.

Beda halnya dengan yg terjadi pada film adaptasi dari anime Shingeki no Kyojin ini. Gua sampe bela-belain dua kali nonton film ini dari awal sampai habis untuk bisa menulis artikel review ini, tapi setelah nonton dua kali pun, pendapat gua tetap sama. Film ini OVERHYPE dan gagal untuk mendeliver apa yg telah mereka janjikan. Bukan masalah jalan ceritanya beda sama versi manga/anime nya, bukan, tapi karena banyak kekurangan dalam segi teknis dan juga eksekusinya.

Apa sih yg membuat trilogi Rurouni Kenshin disukai banyak orang? Yg pertama dan utama menurut gua adalah totalitas akting dari para pemerannya, didukung oleh koreografi pertarungan super dashyat dan juga dramatis. Hal itu tidak akan kalian temukan di dalam film Attack on Titans ini. Karakter-karakter di film Attack on Titans sungguh terasa hambar dan satu dimensional karena akting para pemainnya (terutama di adegan-adegan yg di slow motion) terasa kurang menjiwai.

Contohnya, di saat pertama kali gua melihat Eren muncul di film, kesan pertama yg timbul di hati gua adalah...bah, ni orang baik tampang maupun ekspresi ga ada jiwa "protagonis"nya, seolah-olah Eren hanyalah seorang NPC generic di film Attack on Titans ini. Malah Armin yg lebih terasa emosinya dan sedikit membuat gua bisa empati sama dia. Ditambah lagi, kenapa semua pemainnya harus orang Jepang? Kenapa ga masukin orang negara lain supaya castnya jadi lebih berwarna dan gampang dibedain satu sama lain? Mukanya orang Jepang tuh mirip-mirip, susah bedainnya.

Mukanya mirip-mirip, kadang Eren sama Armin aja masih bisa ketuker

Kedua, musik. Gua tau kalo Attack on Titans ini bukan drama musikal, tapi please deh, musik dan ambience itu penting untuk membangun mood di dalam suatu adegan. Musik-musik dan ambience yg mengiringi film Attack on Titans yg banyak adegannya berada di dalam keadaan remang-remang ini...bener-bener terasa sangat "meh" dan hambar.

Ketiga adalah jalan cerita yg kurang menarik. Banyak adegan dramatis di manga/anime nya yg ditiadakan dan diganti dengan adegan-adegan ga penting serta fan service yg mengakibatkan banyak plot hole di sepanjang film. Gua ga mau spoiler jadi gua ga akan uraikan di sini. Kalo pengen tahu, liat di bagian "Spoiler" di bawah ini. Read at your own risks!

Minor spoiler

Adegan dibuka dengan pemandangan sebuah kota...skip skip...Armin ketemu sama Eren dan Mikasa. Seperti yg udah gua bilang, Erennya terlihat seperti generic NPC, bener-bener datar emosinya. Armin nya cakep dan Mikasa nya super cute, that's all.

Skip skip...Titans menyerang out of nowhere...kalo di animenya Eren harus menyaksikan kematian Ibu nya di tangan Titan, kalo di film ini...ga ada adegan itu. Adanya adegan para manusia yg mengurung diri di sebuah bangunan, kemudian diinjek sama Titan sampe jadi jus tomat. Hoek. Eren terlihat sangat loser di sini.

Skip berapa tahun ke depan, Eren dan Armin join Recon Team. Dikenalin sama sesama anggota yg mukanya mirip-mirip. Don't worry, most of them will die and be forgotten anyway. Skip skip, mission pertama, mulai terasa suspensenya. Adegan paling bikin deg-degan di film ini adalah waktu Eren dan Hiana (never mind her, she will die soon) menemukan Titan Bayi di sebuah pabrik tua. Terus mereka dikejer-kejer sama Titan yg bisa lari. Jadi intinya, Titan bisa lari atau cuma jalan santai sih? Kok ga dijelasin?

Skip...skip...lagi-lagi diserang Titan out of nowhere...Mikasa muncul...ternyata do'i ga ikutan jadi jus tomat di awal film (of course, duh). Terus waktu Mikasa lagi maen piano sendirian di tengah reruntuhan (WTF), Eren nyamperin dia dan found out that Capt. Shikishima already made her his bitch. I'm not a fan of NTR and I found this scene ridiculous.

Skip...Eren galau, teriak-teriak kayak orang gila yg cewenya baru dicuri orang, terus diajakin ML sama Hiana. Pas mereka lagi mau ML, tiba-tiba Titan muncul out of nowhere dan makan Hiana di depan muka Eren. Erennya cuma shock terus lari aja, tanpa perlawanan. Stress kali dia, gagal melepas keperjakaan.

Skip...skip...adegan ga penting soal dinamit...skip...skip...Capt Shikishima manas-manasin Eren suruh Eren lawan Titan pake 3D Manuever Gear. Begitu Eren melesat ke arah Titan, kaki Eren digigit sampe mutus, and Capt. Shikishima doesn't give a shit about it. Skip...skip...Armin mau dimakan, Eren dengan kaki buntung nolongin dia...Titan gigit Eren sampe tangannya putus (dan Eren tidak tampak kesakitan), terus ditelen...di perut Titan, Eren nemuin kepala Hiana...oh ternyata ini toh Titan yg tadi gangguin mereka pas mereka mau ML...kok bisa kebetulan ya. Eren pun emosi dan berubah jadi Titan. And the rest is history...sama kayak di manga/animenya.

Spoiler ends.

Selain poin-poin di atas, gua juga kecewa karena pembuat film ini tampaknya tidak memaksimalkan potensi 3D Manuever Gear. Banyak adegan action yg bisa disajikan hanya dengan menggunakan alat ini, tapi sayang, adegan anggota Recon Corps melayang-layang dengan dramatis sambil berusaha menebas Titan disajikan dengan sangat minim di film ini, beda sama versi manga dan animenya. Intinya, koreografi pertarungan di dalam film ini tidak digarap secara maksimal. Mungkin mereka terburu-buru mengejar momentum kesuksesan animenya, dan akibatnya, hasilnya menjadi tidak maksimal.

Satu-satunya poin plus dari film ini adalah...akting para pemeran Titannya. Sumpah, Titan di live action tampak jauh lebih mengerikan (dan menjijikan) dibanding versi manga/animenya. Applause buat para figuran tak bernama yg rela berjalan-jalan bugil sambil mengerutkan muka sampe terlihat jelek dan aneh kayak psikopat lagi kebelet boker di sepanjang film.

Titannya ngeri cuy!!!

Akhir kata, semua kritik, hinaan, makian, dan pujian yg gua tulis di atas semuanya hanyalah pendapat pribadi belaka. Feel free to watch the movie and disagree with me. Oya, film ini juga baru part 1 nya aja, semoga part 2 nya jauh lebih bagus dan less absurd dibandingkan part 1 nya.

Rating : 3/10


Buat yg udah nonton, silahkan tinggalkan kesan-kesan kalian terhadap film ini di kotak komentar di bawah ya. Mari kita diskusi =)


Btw, buat yg pengen tau, film adaptasi manga/anime/game apa sih yg bagus dan layak tonton selain Rurouni Kenshin trilogi, Resident Evil, dan superhero Hollywood? Ini gua kasih listnya...

- Lovely Complex (Jap/2003)
- Red Cliff 1 (China/2008)
- Red Cliff 2 (China/2009)
- Thermae Romae 1 (Jap/2012)
- Thermae Romae 2 (Jap/2014)
- Usagi Drop (Jap/2011)
- Old Boy (Korea/2003)
- Hentai Kamen (Jap/2013)
- Kimi ni Todoke (Jap/2010)
- Initial D (HK/2005)
- Death Note (2006)
- Crows Zero 1 (2007)
- Crows Zero II (2009)
- Crows Explode (2014)
- City Hunter (HK/1993)
- Future Cops (HK/1993)
- Azumi 1 (Jap/2003)
- Azumi 2 (Jap/2005)

Oya, besok gua mau review sebuah film low budget adaptasi dari game yg ternyata bagus banget hasilnya. Mau tau film apa? Tongkrongin terus Emotional Flutter ya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Kuliner Khas Tiongkok Yang Wajib Kamu Coba

Kalo denger kata "Chinese Food" , makanan apa sih yang terlintas di otak kalian? Pasti ga jauh-jauh dari Cap Cay, Dim Sum, Bubur Pitan, Ayam Kuluyuk, Nasi Campur, atau Ambokue. Iya kan? Dari kecil gua hobi banget makan Chinese Food, maklum, dari kecil lidah gua memang udah dimanjakan oleh masakan-masakan ala Chinese super enak buatan kakek-nenek dari keluarga bokap dan nyokap. Makanya, waktu gua berangkat kuliah S2 ke China tahun 2012 silam, soal makanan adalah hal yang paling tidak gua khawatirkan. Ah, toh gua keturunan Tionghoa ini, tiap hari harus makan Chinese Food pun gak masalah. Siapa takut? Tapi ternyata gua salah. Ternyata Chinese Food di daratan China BERBEDA JAUH dengan Chinese Food di Indonesia. Seriusan, terlepas dari perbedaan jenis daging yang dipakai (di sini kebanyakan memang pake daging babi), gua menemukan bahwa di China ini jarang banget ada masakan Chinese seperti yang biasa kita temukan di Indonesia. Jangankan Dim Sum, masakan rumah kayak Cap Cay, Ayam

Kopdar Manis Bareng Safira Nys

Minggu lalu, waktu reunian sama temen sekampus, pernah ada satu orang yg nanya ke gua "Ven, lu ngeblog teh rasanya udah lama ya?" "Iya, dari tahun 2010, berarti ga kerasa udah 7 tahun nih gua serius ngeblog" "Kok lu bisa tahan sih? Emang apa serunya ngeblog?" Jawaban dari pertanyaan dia itu ga cukup gua jawab pake satu atau dua kalimat saja. Kalo mau dibahas secara mendetail, mungkin bisa dijadiin tesis setebal 100 halaman bolak balik dan berisi 60.000 kata. Ngeblog itu BANYAK BANGET manfaatnya kalo buat gua. Memang, sampe sekarang gua masih belum bisa punya penghasilan dari ngeblog, tapi ngeblog ngasih gua banyak manfaat yg ga bisa dinilai pake uang. Salah satunya manfaat utama yg mau gua bahas di postingan kali ini adalah...ngeblog ngasih gua kesempatan untuk kenalan dengan banyak orang-orang hebat. Salah satunya adalah...Syifa Safira Shofatunnisa (semoga gua kaga salah nulis namanya) aka Safira Nys , atau biasa gua panggil "Nisa" Gua pertama k

How To Survive in Harbin

Berhubung di post yg sebelumnya banyak yg komen soal ketertarikan mereka untuk pergi ke Harbin dan bagaimana cara survive di sana, makanya di post kali ini, sebelum gua lanjutin cerita tentang petualangan gua di Harbin, gua mau cerita dulu tentang bagaimana persiapan gua untuk pergi ke Harbin dan hal2 apa saja yg harus diperhatikan di saat kita akan pergi ke tempat yg temperaturenya jauh di bawah nol seperti Harbin. Semoga tips2 ini berguna bagi temen2 yg berminat untuk pergi ke Harbin, Kutub Utara, Siberia, atau tempat2 super dingin lainnya di dunia, hehehe. Kapan waktu yg baik untuk pergi ke Harbin? Ice and Snow Festival di Harbin tiap tahunnya dimulai pada awal bulan Januari dan berlangsung selama sekitar satu bulan, dan pada umumnya berakhir sebelum Spring Festival / Chinese New Year yg jatuh sekitar awal bulan Februari. Jadi, bulan Januari, adalah saat yg paling tepat untuk pergi ke sana. Tapi inget, bulan Januari adalah bulan PALING DINGIN di Russia dan China Utara. Banyak orang