Selama sekolah di China gua menemukan bahwa orang bule lebih sulit beradaptasi di sini daripada orang Asia. Apakah karena memang perbedayaan budaya yg lumayan jauh, ataukah alasan lain? Sampai hari ini gua masih ga tau jawaban tepatnya apa. Tapi satu hal yg gua tau, letak masalahnya ada di dalam sikap dan juga pola berpikir.
Buat temen-temen yg pernah belajar Mandarin di Indonesia, pasti di pertemuan pertama, kalian akan diajarkan ngomong "Ni Hao Ma?"(你好吗?). "Ni Hao" ini katanya sih adalah cara kita menyapa seseorang dalam Bahasa Mandarin. Ni artinya adalah "kamu" dan Hao adalah "baik", jadi mungkin "Ni Hao Ma?" itu kalo diterjemahkan secara harafiah ke dalam Bahasa Indonesia artinya adalah "Apa kabar?"
Tapi tau ga, sepanjang gua hidup di China selama dua tahun terakhir, gua jarang banget denger orang China nyapa menggunakan kalimat "Ni Hao Ma?" Bahkan setelah gua tanya ma Laoshi gua, beliau bilang bahwa bukan budayanya orang China untuk menyapa dengan kalimat "Ni Hao" Lantas, gimana donk caranya orang China menyapa seseorang di saat mereka berpapasan di jalan?
Hey, udah makan belum? Hei, chi fan le ma? (嘿,吃饭了吗?)
Mau ke mana? Ni yao qu na r? (你要去哪儿了?)
Siang ini mau ngapain? Jin tian xia wu yao gan ma ne? (今天下午要干嘛呢?)
Dan lain sebagainya. Sebenernya ga jauh beda sama cara orang Indonesia saling menyapa kan?
Tapi tau ga, hal ini sering membuat para bule terganggu, bahkan merasa tersinggung. Temen bule gua sering banget curhat soal ini. Kalo ada orang China yg nanya ke mereka : "Udah makan belum?", bule-bule tuh sering mikirnya : "Udah makan atau belum itu urusan gua, apa urusan lu?" atau "Kenapa sih dia pake nanya gitu? Memangnya gua keliatan segitu miskinnya ya sampe ga mampu beli makan?"
Lebay banget ya reaksinya? Tapi ga aneh karena kata orang bilang, di negara barat sana tuh seorang anak sejak kecil udah dibiasakan untuk berpikir kritis, bahwa segala sesuatu tidak boleh diterima begitu saja, harus dipertanyakan sampai jelas dan bisa dipahami dengan logika. (Sementara kalo di Asia, dari kecil kita udah diajarin untuk manis mulut, jago basa-basi, dan kadang sedikit kepo hahaha) Tapi menurut gua, ada kalanya berpikir positif itu lebih penting daripada berpikir kritis. There are times when being KIND is more important than being RIGHT. Bagaimana menurut temen-temen pembaca sekalian?
Gua juga sering kok ditanyain sama ayi-ayi penjual bacang di depan asrama, "Udah makan belum? Kok sendiri, pacarnya mana?" dan lain sebagainya, tapi gua sih ga pernah ngerasa tersinggung atau bete soalnya buat gua sih yg namanya basa-basi dan tegur sapa tuh salah satu bentuk silahturahmi. Bahkan kalo ada temen orang China yg nanyain gua udah makan atau belum, di dalem hati gua malah mikirnya "Wah, mungkin dia mau ajak gua makan ke tempat enak yg gua belum tau nih?"
Dan dua buah sikap berbeda di atas juga membawa dua hasil yg berbeda. Kalo papasan sama temen China, temen bule gua sering masang muka jutek terus ngeleos pergi. Sementara kalo gua dan temen temen Indo laen papasan ma temen China di jalan, dari berpapasan ga sengaja di jalan, bisa sampe jadi ngobrol dan keketawaan selama 15 menit di pinggir jalan, dan kemudian berlanjut dengan kita ditraktir makan ke restoran beberapa hari setelahnya.
Jadi intinya, lewat postingan ini gua bukan mau ngajarin gimana caranya dapet makanan gratis di China, bukan, bukan juga mau ngejelek-jelekin cara pikirnya orang Barat. Yg mau gua ceritain di sini adalah bagaimana perbedaan sikap dan pola pikir dapat membawa perubahan yg besar di dalam hidup kita. Tidak semua hal yg terjadi pada kita adalah hal yg negatif, semua itu kembali kepada bagaimana cara kita memandang hal tersebut.
Misalnya, ada seseorang yg nanyain umur kita. Orang yg negatif thinking mungkin akan langsung berpikir : "Mau apa ni orang nanya-nanya umur gue?" "Emang gue keliatan setua itu ya?" "Kok dia bisa nganggep gua tua? Jangan-jangan kulit gua udah mulai keriput?" Dan lain sebagainya. Padahal, mungkin orang itu nanya dalam konteks netral, hanya sekedar basa-basi, atau mungkin, sebenernya dia ada maksud positif, mau muji atau mau nawarin pekerjaan. "Wah, umur 27? Kok ga keliatan ya? Gua pikir lu baru 22. Mau jadi pramugari di perusahaan penerbangan gua ga?"
Bisa aja kan ternyata dia menjawab demikian?
So yeah, cobalah terapkan kebiasaan berpikir positif di dalam hidupmu, kawan. Kadangkala suatu masalah yg kita hadapi tidak seberat seperti yg kita bayangkan. Seseorang yg berhasil adalah seseorang yg mampu mengendalikan jalan pikiran dan juga emosi pribadinya. Setiap kali kita menghadapi suatu orang atau masalah, hadapi dengan kepala dingin, ambil positifnya dan buang negatifnya. Mulailah berpikir positif mulai dari saat kita menghadapi kejadian-kejadian kecil di dalam kehidupan sehari-hari kita. Karena seringkali, yg dapat membawa perubahan besar di dalam hidup bukanlah suatu kebetulan luar biasa yg datang 10 atau 20 tahun sekali, melainkan sikap dan kebiasaan yg kita pupuk sehari-hari selama bertahun-tahun.
Komentar
Posting Komentar