"Perhaps some day I'll crawl home, beaten, defeated. But not as long as I can make stories out of my heartbreak, beauty out of sorrow" |
Gua inget, waktu awal masuk SMA, gua dan sahabat-sahabat terdekat gua memutuskan untuk bikin band. Saat itu, hanya ada beberapa orang dari kita yg pernah les gitar, sementara sisanya buta sama sekali soal musik. Kita bagi tugas, siapa yg pegang bass, siapa yg pegang drum dll, kemudian orang-orang yg telah ditunjuk itu mulai belajar dari nol. Gua pun ditunjuk jadi vokalis hanya karena gua paling jago menghafal lirik lagu, that's all.
Tujuan kita bikin band cuma satu : manggung di MG (Malam Gembira) sekolah kita. MG tuh adalah sebuah event pentas seni bergengsi yg diadakan di sekolah gua setahun sekali. Selain ajang unjuk gigi bagi para siswa yg berbakat, biasa yg jadi bintang tamu di acara ini adalah artis-artis yg dulunya adalah alumni sekolah gua. Sebut saja Gail (mantan vokalis Yovie & The Nuno) dan D'Cinnamons.
Tiap minggu kita latihan bareng satu-dua kali, sisanya latihan masing-masing. Setelah perjuangan keras selama setengah tahun, kita pun mencoba untuk ikut audisi untuk MG. Dan hasilnya sudah bisa ditebak...kita ga lolos.
Tapi kegagalan itu ga bikin kita down karena meskipun gagal manggung di MG, band kita mulai dapet orderan untuk manggung di beberapa acara seperti ulang tahun, sweet seventeen, perpisahan, dll. Salah satu orderan paling wah yg pernah kita terima adalah manggung di Istana Plaza Bandung, jadi band penutup acara promosi sebuah tempat les musik bareng dengan SHE. Waktu itu SHE masih jadi band indie, belum masuk major label kayak sekarang.
Yg jadi ciri khas band kita adalah...band kita banyak membawakan lagu-lagu dalam Bahasa Jepang, seperti Ohayou (opening anime Hunter X Hunter), Endless Rain (X-Japan), Houki Boshi (opening anime Bleach), Take Me Higher (opening Ultraman Tiga), Butterfly (opening anime Digimon) dan Ready Steady Go (L'arc en Ciel, openingnya anime Full Metal Alchemist). Gua pribadi ngerasa kita maennya udah bagus, cukup rapi, cuma masalahnya adalah...saat itu anime belum terkenal seperti sekarang di Indonesia. Hanya segelintir komunitas saja yg tau dan bisa mengapresiasi lagu-lagu Jepang, dan itulah akibatnya setiap kali kita tampil, sambutan yg kita dapet juga ga gitu meriah.
Tahun terakhir kita di SMA, berbekal segudang pengalaman manggung di sana-sini, band kita pun kembali ikut audisi MG di sekolah. Kali ini, kita pede banget kalo kita bakal lolos audisi. Sayangnya, akhirnya kita gugur di seleksi kedua (babak terakhir). Alasannya? Lagi-lagi masalah pemilihan lagu. Lagu-lagu Jepang yg kita bawakan dinilai kurang bisa dinikmati oleh penonton. Dan dengan ini, pupus sudah harapan terakhir kita untuk bisa manggung di MG sekolah.
Seudah lulus SMA, lead guitar kita kuliah ke Singapore, bassist kita kuliah ke Jakarta, masing-masing sibuk dengan kehidupan kampus masing-masing dan band kita pun dinyatakan "vakum" hingga batas waktu yg belum ditentukan.
Yg gua ceritakan di atas adalah kisah 8-9 tahun yg lalu. Sementara dewasa kini, gua liat situasinya udah beda. Event-event dan komunitas-komunitas kebudayaan Jepang udah banyak banget di Indonesia, dan banyak band-band beraliran Jepang yg bisa diterima oleh masyarakat dan sukses di jalur mainstream. Kadang, gua suka berkhayal, andaikan gua dan temen-temen gua dilahirkan beberapa tahun lebih telat, mungkin nasib band kita akan berbeda dari yg kita alami 8-9 tahun yg lalu.
Jangankan di MG sekolah kita, mungkin band kita bisa terkenal di masyarakat umum dan hidup kita sekarang akan berbeda jauh dengan kehidupan kita saat ini. Mungkin kita sekarang udah kayak SHE, sibuk tur ke sana-sini dan rekaman album. Bukan hal yg mustahil kan?
"Someday you're gonna look back on this moment of your life as such a sweet time of grieving. You'll see that you were in mourning and your heart was broken, but your life was changing..." |
Selain foto-foto masa SMA dan ngeband, gua juga nemuin foto-foto gua bareng kecengan gua, Sarah (nama disamarkan), semasa awal kuliah. Foto-foto yg dulu gua pandangi setiap hari, kini hanya teronggok bisu di sebuah folder berjudul "Data Lama Belum Diberesin" bersama dengan sejuta file-file ga penting lainnya.
Gua inget dulu gua pernah ajak Sarah kencan ke Lembang. Perginya boncengan naik motor dengan santai, pulangnya ga nyangka di tengah jalan mendadak turun hujan dengan super deras. Meskipun udah pake jas hujan, begitu sampe di rumah dia, gua dan Sarah sama-sama basah kuyup. Dia bikinin gua secangkir teh manis hangat dan kita berdua ngobrol di teras rumahnya sambil nunggu hujan reda sambil maen bareng kura-kura peliharaannya.
Gua senyum-senyum sendiri di depan komputer di saat mengingat masa-masa itu. Tapi, setiap mengingat kenangan ini, di hati gua juga selalu terbersit sedikit rasa sakit. Kenapa? Jadi ceritanya gini, dulu gua sempet nembak Sarah dan dia minta waktu untuk mikir. Entah kenapa, saat itu memang lagi trend bagi para cewe-cewe untuk menyuruh cowo yg nembak mereka "menunggu" sebelum mereka mendapatkan jawaban yg sebenernya hanya terdiri dari satu kata. Beda banget sama jaman gua SMP-SMA dulu di mana cewe-cewe seangkatan gua bisa langsung jawab dengan tegas "Ya" atau "Tidak" pada saat itu juga.
Anyway, selama masa penantian tersebut, gua tetep PDKT dengan gencar. Gua ga maksa Sarah untuk buru-buru jawab tapi gua tetep terusin perjuangan gua merebut hati dia. Seminggu bisa tiga-empat kali kita ngedate bareng, dan di minggu kedua masa penantian, gua udah berhasil cium dahinya (YESSS). Gua ngerasa bahwa reaksi Sarah terhadap gua makin positif saja, pertanda baik bahwa masa jomblo gua akan berakhir cepat atau lambat.
Meskipun jawabannya udah jelas (menurut gua), tapi saat itu gua ga mendesak Sarah untuk buru buru jawab karena gua menghormati keputusan dia dan gua mau ngasih dia waktu untuk berpikir dengan baik sebelum ngejawab, supaya ga nyesel di kemudian hari, maksudnya sih gitu. Tapi siapa yg sangka bahwa niat baik gua itu pada akhirnya ternyata jadi senjata makan tuan? Sekitar minggu keempat atau kelima setelah gua nembak dia, Sarah akhirnya berinisiatif sendiri untuk memberikan gua jawaban yg selama ini telah gua tunggu-tunggu dan jawabannya adalah TIDAK.
Gua kaget, bingung, mabok, kok jawaban dia berbeda jauh dengan respon dan sikap dia terhadap gua sih? Belakangan (setahun setelah kejadian itu kurang lebih) gua baru tahu dari salah seorang sahabat terdekat Sarah bahwa beberapa hari sebelum dia nolak gua itu, dia banyak mendapatkan "bisikan-bisikan" dari "orang-orang di sekitarnya".
Secara singkat dan lugas, karena "orang-orang di sekitarnya" lihat bahwa gua sungguh-sungguh cinta ma dia, "mereka" nyuruh Sarah untuk jadiin gua BAN SEREP (cadangan) aja. Jangan dipacarin, tapi cukup layak untuk di keep around dan digunakan pada saat dibutuhkan, sambil si cewe nyari cowo yg lebih baik dari gua. So yeah, buat temen-temen yg saat ini sedang terdampar di neraka FRIENDZONE (baca artikelnya di sini), gua pernah ngalamin yg lebih parah, digantungin di zona BAN-SEREP-ZONE.
Tau gini, mestinya di minggu kedua, mumpung kondisi gua lagi di atas angin, gua minta dia jawab saat itu juga, kemungkinan besar saat itu gua berhasil jadian ma dia. Ini bukan pertama kali sih gua ngalamin kayak gini. Sebelumnya, gua juga pernah digantungin selama dua bulan sama cewe yg gua tembak, dan pada akhirnya gua tetep kena tolak. Bayangin cuy, dua bulan lu deg-degan setengah mati ga enak makan ga enak tidur setiap hari hanya untuk pupus harapan pada akhirnya? Kalo emang cewenya ga suka sama gua, gua sih lebih prefer ditolak mentah-mentah di tempat daripada ditolak setelah digantungin berbulan-bulan.
Sedikit masukan buat temen-temen semua nih. Buat para cowo, seabis kalian nembak, kalo si cewe minta mikir-mikir dulu, jangan kasih waktu terlalu lama. Semakin lama kalian kasih dia waktu mikir, semakin besar kemungkinan dia untuk mendapatkan "bisikan setan" dari sana-sini yg akan bikin dia tambah takut dan ragu. Dua-tiga hari cukup lah. Kalo kena tolak, ya PDKT lagi, terus tembak lagi. Lebih baik gagal dan mencoba lagi dari awal daripada ditolak setelah digantungin selama berbulan-bulan. Pedih cuy.
Dua hal yg gua ceritain di atas hanyalah sedikit dari sejuta penyesalan yg ada di masa lalu gua. Tapi sekarang, kenangan-kenangan tersebut udah ga bikin gua pedih lagi, kenapa? Karena sekarang gua udah bisa mensyukuri semua yg terjadi di masa lalu gua.
Memang band gua ga berhasil manggung di MG dan juga ga berhasil jadi terkenal. Tapi sampai hari ini, gua dan temen-temen anggota band gua itu masih selalu hangout bareng meskipun udah ga ngeband. Ga peduli seberapa jauh pun kita terpisah, tapi di saat bertemu, kita bisa bebas bercanda dan tertawa, seolah-olah tidak pernah berpisah sama sekali. Dan seiring lu bertumbuh dewasa, lu akan menyadari bahwa yg namanya sahabat tuh jauh lebih berharga daripada harta dan ketenaran.
Memang pada akhirnya gua ga berhasil jadian ma Sarah, tapi bukan berarti gua pulang dengan tangan hampa. Rasa sakit yg gua alami mengajarkan gua untuk lebih bijaksana dalam mencintai, dan kedewasaan gua dalam cinta itu akhirnya mempertemukan gua dengan cinta-cinta sejati di dalam hidup gua, orang-orang yg akan jadi bagian sangat penting di dalam hidup gua, melebihi Sarah.
Kalo gua waktu itu jadian sama Sarah, mungkin gua ga akan pernah pergi ke China. Dan kalo gua ga pernah pergi ke China, ga akan pernah ada kisah Zhen Zhu Nai Cha di dalam hidup gua. Dan kalo gua ga pernah minum Zhen Zhu Nai Cha buatan Fen, gua ga akan pernah termotivasi untuk cari beasiswa sekolah ke China. Dan kalo gua ga sekolah ke China, gua ga akan ketemu sama cewe gua yg sekarang.
Kawan, hidup itu tidak akan pernah sempurna. Seringkali yg namanya kenyataan tuh tidak seindah yg kita bayangkan, seringkali harapan kita berakhir dengan kegagalan, tidak peduli seberapa keras pun kita berusaha. Tapi lantas bukan berarti kita harus terus menerus larut dalam penyesalan atas kegagalan yg kita alami. Akan tiba waktunya di mana kita akan belajar untuk mensyukuri segala yg terjadi di dalam hidup kita dan akan ada waktu di mana semua ketidaksempurnaan itu akan jadi kenangan manis yg bisa kita kenang dengan senyuman.
Hidup itu selalu penuh dengan ketidakpastian. Tidak ada seorang pun yg bisa meramalkan apa yg akan terjadi dalam hidup kita.
Hanya ada satu hal yg bisa kita jadikan pegangan dalam menghadapi hidup yg serba tidak menentu ini, yaitu : "Segala sesuatu akan indah pada waktunya"
Just because you fail once, doesn't mean you're gonna fail at everything. Keep trying, hold on, and always, always, always believe in yourself, because if you don't, then who will? So keep your head high, keep your chin up, and most importantly, keep smiling, because life's a beautiful thing and there's so much to smile about. ~Marilyn Monroe~
Komentar
Posting Komentar