We are just two strangers, falling in love in the middle of nowhere...
Gua pernah ngalamin sendiri dan mungkin karena itulah film ini jadi sesuatu yg sangat menarik buat gua... (baca kisahnya di Zhen Zhu Nai Cha)
Jesse dan Celine adalah dua orang asing yg tidak sengaja bertemu di dalam kereta. Jesse adalah pria asal Amerika yg hendak pulang ke negaranya dengan naik pesawat dari bandara Vienna, sementara Celine adalah seorang wanita asal Prancis yg hendak pulang ke negaranya setelah mengunjungi neneknya di Budapest. Setelah mengobrol selama beberapa saat, mereka berdua pun merasa saling tertarik satu sama lain dan memutuskan untuk menghabiskan waktu 14 jam bersama di Vienna sambil menunggu pesawat Jesse yg akan berangkat keesokan harinya.
Bagaimana dua orang yg asing yg tadinya tidak saling mengenal bisa saling menemukan kecocokan dan saling jatuh cinta dalam waktu singkat? Hal apakah yg bisa menciptakan suatu ikatan kuat di antara dua insan yg saling berbeda? Dan bagaimanakah cara mereka berdua merespon cinta yg muncul tanpa diduga tersebut?
Mungkin film ini bukan film pertama yg mengangkat tema2 di atas. Masih banyak film2 lain yg juga mengangkat kisah serupa, dua orang asing yg bertemu tanpa diduga dan saling jatuh cinta. Film Thailand berjudul Hello Stranger (2010) dan Friends (2002) yg diperankan oleh Kyoko Fukada dan Won Bin contohnya, mungkin temen2 udah ga asing dengan kedua film tersebut. Tetapi, apa yg membuat film ini begitu special?
Daripada menekankan unsur romancenya, film ini lebih terfokus ke arah pencarian jati diri melalui interaksi dengan lawan jenis. Bagaimana hal2 kecil yg terjadi selama waktu 14 jam tersebut dapat membuat Jesse dan Celine saling mengenal satu sama lain. Yg namanya manusia, di dalam dirinya selalu ada sebuah hasrat untuk ingin mengerti dan dimengerti. Di saat seseorang mengenal dan menerima diri kita apa adanya, di saat itulah kita merasakan sebuah kebahagiaan, dan di saat kita mencoba mengerti seseorang dan kita berhasil melakukannya, ada sebuah rasa puas dan rasa ingin tahu yg tidak terbendung. Hal itulah yg menjadi sorot utama film ini.
Jadi daripada mengungkapkannya melalui adegan2 wah yg konyol atau romantis seperti film2 bergenre romance pada umumnya, film ini fokus utamanya adalah dialog diantara kedua tokoh utamanya yg cerdas, tidak terduga, dan mengandung banyak makna implisit. Spontanitas dan cara manusia merespon segala sesuatu yg terjadi di sekelilingnya, hal itulah yg diekspos menjadi sorot utama adegan2 di film ini.
"I believe if there's any kind of God it wouldn't be in any of us, not you or me but just this little space in between. If there's any kind of magic in this world it must be in the attempt of understanding someone sharing something. I know, it's almost impossible to succeed but who cares really? The answer must be in the attempt. " Celine - Before Sunrise
Hal itu dapat kita refleksikan melalui interaksi antara Jesse dan Celine. Dari kebingungan dan rasa takjub yg mereka alami di saat mereka secara spontan memutuskan untuk turun dari kereta bersama2, hingga hasrat liar, romantis, dan surreal yg mereka rasakan di saat mereka menghabiskan satu hari bersama yg bagaikan di dalam mimpi. Beberapa jam sebelumnya mereka tidak saling mengenal dan beberapa jam kemudian, mereka menemukan betapa berharganya kebersamaan tersebut. Semua terasa begitu sempurna dan indah, apapun yg mereka lakukan tidak ada orang lain yg tahu, dua orang yg secara anonim saling memaknai.
Tapi tentunya, di balik euforia ini mereka juga merasa takut...takut akan yg namanya kenyataan, di mana mimpi indah mereka indah ini akan berakhir keesokan harinya seiring terbitnya matahari. Tentunya semua ini juga diwujudkan melalui dialog2 cerdas yg kadang terasa sangat miris dan menyayat hati namun juga membuat kita terlena di saat meresapi betapa kuatnya ikatan kasih di antara kedua orang yg baru beberapa jam saling mengenal ini...
Di balik cerita dan plot yg indah serta keindahan Kota Vienna yg menjadi settingnya, film ini juga diiringi dengan sinematografi yg menarik. Satu adegan paling memorable buat gua adalah di saat ambang perpisahan mereka, mereka saling memejamkan mata di hadapan satu sama lain untuk "merekam" image satu sama lain di dalam ingatan (karena mereka ga punya kamera). Dan saat itu, tempat2 yg pernah mereka datangi pun hadir bagaikan sebuah roll film yg bergulir dengan cepatnya...seolah2 menggambarkan sebuah metafora mengenai betapa cepatnya bulir2 waktu bergulir di dalam kehidupan kita...bagaikan sebuah mimpi...
Overall, buat gua film ini menarik banget, dan gua sangat merekomendasikan film ini bagi mereka2 yg tertarik dengan film2 romance yg lebih menitikberatkan uniknya hubungan antar dua manusia ketimbang cerita2 picisan ala sinetron Indonesia dan Korea...
Rating : 10/10
Komentar
Posting Komentar